Hebron, 6 Syawal 1438/ 30 Juni 2017 (MINA) – Suasana kemarahan dan menegangkan melingkupi warga Palestina saat upacara pemakaman Iyad Munir Arafat Ghaith (23) pada Kamis (29/6).
Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah pemuda Palestina itu dibunuh dengan cara ditembak di kepala oleh pasukan Israel pada malam Serangan di kota Hebron, wilayah Tepi Barat bagian selatan yang diduduki.
Menurut juru bicara militer Israel, pasukan Israel yang menyamar bertemu Ghaith pada Rabu malam saat mereka melakukan serangan untuk mencari senjata di Hebron.
Pasukan Israel berdalih, Ghaith sebelumnya menembak ke arah tentara, yang dibalasnya dengan membunuhnya. Juru bicara tersebut mengatakan kepada Ma’an yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada hari Rabu (28/6), tidak ada orang Israel yang terluka selama insiden tersebut.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Sementara itu, kepala penuntutan publik Palestina, Ashraf Meshaal, mengatakan, dari hasil otopsi menunjukkan Ghaith ditembak di kepala dua kali dalam jarak dekat yang membuat tulangnya patah dan menyebabkan kematiannya di tempat kejadian.
Iring-iringan warga saat pemakaman tersebut dimulai dari rumah sakit pemerintah di Hebron, di mana dokter melakukan otopsi terhadap Ghaith, menuju rumah keluarganya di kota Hebron, di mana sanak keluarganya melakukan prosesi perpisahan terakhir.
Tubuh Ghaith kemudian dibawa ke masjid setempat untuk dishalatkan, sebelum dimakamkan di pemakaman al-Shuhada.
Warga Palestina yang berkabung mengecam pembunuhan terhadap Ghaith dan mendesak pimpinan Palestina untuk mengambil tindakan sebagai tanggapan atas agresi Israel yang terus berlanjut terhadap orang-orang Palestina.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Perlu diketahui, Ghaith adalah orang Palestina ke 35 yang dibunuh oleh orang Israel pada tahun 2017 ini, tiga perempat di antaranya berusia 25 tahun atau lebih muda.
Sementara hanya delapan orang Israel telah terbunuh oleh orang-orang Palestina dalam jangka waktu yang sama.
Pasukan Israel terus dikecam karena selalu menggunakan kekuatan secara berlebihan untuk apa yang oleh kelompok hak asasi disebut sebagai kebijakan “main tembak” terhadap orang-orang Palestina yang sebenarnya bukan ancaman.
Sebenarnya bisa dilumpuhkan dengan cara yang tidak mematikan. Tindakan biadab itu karena ada kekebalan hukum bagi orang-orang Israel yang melakukan pembunuhan terhadap orang Palestina. (T/B05/RS2)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza