Jakarta, 14 Sya’ban 1434/22 Juni 2013 (MINA) – Terkait menjelang kedatangan bulan suci Ramadhan dan semakin hilangnya karakter Islami pada diri para pemuda, nara sumber acara Majelis Konseling Akbar KH. Ahmad Kosasih mengatakan bahwa suasana Ramadhan akan mempengaruhi perilaku buruk para remaja menjadi baik.
“Suasana Ramadhan biasanya akan mempengaruhi tingkah laku anak-anak (para pemuda) kita,” kata Ahmad Kosasih kepada wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency) Sabtu (22/6) di Jakarta.
Menurut salah satu ulama pengasuh Program Pembibitan Penghapal Al-Quran (PPPA) Darul Quran bersama Ustadz Yusuf Mansur itu, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh para remaja dan pemuda di bulan Ramadhan.
“Ada banyak kegiatan yang memicu anak-anak kita untuk mempelajari dan menerapkan ajaran Islam. Jika mereka keluar dari bulan Ramadhan, mereka sudah ada keinginan untuk terus melanjutkannya di luar bulan Ramadhan,” kata kiayi yang juga menjadi pengasuh konsultasi Islam di beberapa media itu.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, Ketua Harian PPPA Darul Quran Ustadz Ahmad Jameel mengatakan kepada MINA bahwa nuansa Ramadhan sudah mulai terasa dan itu akan mempengaruhi kalangan muda umat Islam.
“Ramadhan akan mempengaruhi dari berbagai hal, iklim per-tv-an sangat mendukung. Setidaknya minimal mereka setahun sekali berjilbab,” kata Ustadz Ahmad.
Menurut Ustadz Ahmad, ada banyak kesempatan bagi para pemuda dan remaja untuk mempelajari Islam dan memperbaiki perilakunya, sebab bertepatan dengan libur sekolah, kenaikan kelas bagi para siswa.
“Kesempatan sudah ada, tinggal anak muda memaksimalkan waktu yang ada,” katanya.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Mengomentari semakin maraknya kaum wanita muda berpakaian mini, KH. Ahmad Kosasih mengatakan bahwa itu merupakan salah satu gambaran bahwa masyarakat Muslim Indonesia mulai jauh dari ajaran Islam.
“Mereka yang berpakaian minim sebenarnya orang-orang Islam. Orang tuanya juga Muslim. Mungkin karena kurangnya pendidikan tentang Islam sejak kecil, sehingga ketika dewasa kurang memperhatikan ajaran agama,” kata KH. Ahmad Kosasih.
Atau mungkin, tambahnya, mereka terpengaruh oleh pergaulan. Mereka bergaul dan dekat dengan orang-orang yang jauh dari nilai-nilai Islam.
“Semua pihak bertanggungjawab dalam mengarahkan para pemuda yang juga merupakan anak-anak kita. Karena sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, setiap orang itu adalah pemimpin, sekurang-kurangnya dia bertanggungjawab kepada dirinya sendiri.”
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Sementara Ustadz Ahmad memilih tidak mau menyalahkan para remaja yang perilaku moralnya buruk.
“Itu menunjukkan dakwah belum sampai, jangan salahkan mereka. Kita harus evaluasi, kenapa dakwah tidak sampai? Namun berbeda jika sudah disampaikan tetapi mereka tetap tidak peduli. Dan doakan mereka. Pernahkah kita mendoakan mereka yang jadi problem maker?” ujar Ustadz Ahmad.
Ustadz Ahmad menceritakan seorang raja judi di kampungnya yang suatu hari oleh remaja masjid didoakan terus menerus. Setelah didoakan selama empat minggu, akhirnya dia melaksanakan shalat Jumat. Dan hingga sekarang tidak berjudi lagi. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman