Khartoum, 8 Muharram 1435/12 November 2013 (MINA) – Bank sentral Sudan telah mendevaluasi pound Sudan hampir seperempat terhadap dolar AS, langkah kedua yang ditempuh dalam setahun lebih sebagai negara Afrika yang berjuang dalam kondisi kekurangan mata uang kontan.
Ekonomi Sudan mengalami kekacauan sejak pemisahan Sudan Selatan pada 2011 yang mengambil tiga-perempat dari produksi minyak, Al Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA), Selasa (12/11).
Minyak adalah pendorong perekonomian dan sumber dolar yang dibutuhkan untuk makanan dan impor penting lainnya. Sudan menghasilkan terlalu sedikit untuk memberi makan sekitar 32 juta orang warganya.
Harga penawaran untuk pound Sudan dinyatakan seharga 5,6871 untuk satu dolar, dibandingkan sebelumnya 4,4 per dolar, Data Bank Sentral di terminal Reuters menunjukkan pada hari Senin. Nilai resmi lebih dekat 3 pound Sudan terhadap dolar pada tahun 2011.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Bank sentral telah berusaha untuk menjembatani menggelembungnya kesenjangan dengan nilai pasar gelap di mana satu dolar senilai 7,8 pound Sudan dimana perusahaan impor berjuang untuk memperoleh mata uang kontan.
Harga di pasar gelap telah menjadi patokan bagi bank dan perusahaan.
Seorang pejabat bank sentral yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan nilai telah berubah pada bulan September ketika pemerintah memotong subsidi bahan bakar. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Pemotongan subsidi menyebabkan protes massa yang menewaskan puluhan orang di ibukota, Khartoum.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Bank sentral cenderung rahasia, tidak mengumumkan devaluasi yang memalukan bagi pemerintah dengan menyangkal ada kekurangan mata uang kontan.
Sudan telah berusaha untuk mengimbangi hilangnya cadangan minyak selatan dengan meningkatkan penjualan emas yang membentuk hampir 70 persen dari ekspor. Tetapi penurunan tajam harga emas dunia baru-baru ini membuat pendapatan 2013 berada jauh di bawah tahun lalu sebesar $ 2,2 miliar. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon