Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SUDAN SELATAN SANGAT SESALKAN PELECEHAN TERHADAP STAF PBB

Admin - Senin, 18 November 2013 - 23:30 WIB

Senin, 18 November 2013 - 23:30 WIB

468 Views ㅤ

New York, 15 Muharram 1435/19 November 2013 (MINA) – Sudan Selatan mengatakan Senin (18/11), bahwa pihaknya sangat menyesalkan atas puluhan kasus pelecehan dan ancaman terhadap staf PBB oleh tentara dan polisinya.

Pemerintah negara termuda di dunia itu telah menghadapi tekanan dari Dewan Keamanan PBB dan Amerika Serikat di New York selama insiden pemukulan staf PBB dan lainnya dalam beberapa bulan terakhir, Modern Ghana melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).

Pemimpin PBB Ban Ki-moon mengeluh dalam sebuah laporan pekan lalu dari 67 kasus pelecehan, ancaman, serangan fisik, penangkapan dan penahanan staf PBB serta penyitaan kendaraan antara 7 Mei dan 5 November.

Laporan Ban menyebutkan dalam satu kasus pada tanggal 19 Oktober, anggota staf PBB perempuan dipukuli di ibukota Juba, kemudian ditahan setelah pertemuan lalu lintas dengan pick-up militer yang membawa pria berseragam bersenjata.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Para diplomat mengatakan, kasus ini melibatkan konvoi Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir.

“Kami sangat menyesal baik karakter dan jumlah insiden yang telah terjadi,” kata Duta Besar Sudan Selatan untuk PBB Francis Deng pada pertemuan Dewan Keamanan dengan negaranya.

“Pemerintah serius berkomitmen untuk mengakhiri pelanggaran-pelanggaran ini. Perintah memang telah diberikan untuk mencapai tujuan itu dan untuk menahan mereka yang bertanggung jawab,” kata Deng, menambahkan bahwa tentara muda negara itu membutuhkan lebih banyak pelatihan.

Amerika Serikat dan Cina dalam misi PBB di Sudan Selatan, pekan lalu membuat pengaduan serupa atas nama Dewan Keamanan.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Perwakilan PBB untuk Sudan Selatan, Hilde Johnson, mengatakan ia telah memperingatkan kabinet Sudan Selatan atas insiden pada pertemuan baru-baru ini.

“Saya menyatakan keprihatinan atas tren ini yang mengkhawatirkan,” kata Johnson. Dia menambahkan bahwa Presiden Kiir telah menyatakan kecewa atas pelecehan staf dan diplomat PBB.

Dia mengatakan pemerintah telah mengeluarkan perintah tertulis kepada Tentara Pembebasan Rakyat Sudan dan polisi pekan lalu, memberi peringatan bahwa aparat keamanan yang tidak bertugas tidak harus mengenakan seragam atau membawa senjata.

Misi PBB UNMISS memiliki 7.600 tentara dan polisi di Sudan Selatan, yang memisahkan diri dari Sudan setelah perang saudara selama dua dekade di mana dua juta orang tewas.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Ada serangkaian insiden yang melibatkan PBB sejak Sudan Selatan merdeka pada Juli 2011.

Pemerintah mengusir seorang penyidik HAM PBB pada bulan Oktober 2012 dengan menuduhnya menulis laporan palsu tentang pelanggaran militer.

Dua bulan kemudian, tentara Sudan Selatan menembak jatuh sebuah helikopter UNMISS yang membunuh keempat awak Rusia di kapalnya. (T/P09/R2).

 

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Mi’raj News Agency (MINA).

 

 

 

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom