Tel Aviv, MINA – Outlet berita berbahasa Ibrani, Israel Hayomp menerbitkan sebuah dokumen yang berisi poin-poin utama dari rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, yang disebut “Deal of Century” atau “Kesepakatan Abad Ini”.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (10/5), dokumen yang bocor tersebut diedarkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel.
Sebelumnya, Amerika Serikat berencana akan mengungkapkan kesepakatan tersebut setelah bulan Ramadhan tahun ini berakhir atau pada awal Juni.
Poin-poin utama dari perjanjian tersebut sebenarnya digagas oleh menantu Trump, Jared Kushner, yang memiliki minat tinggi di Israel dan permukimannya, berikut isi poinnya:
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Sebuah perjanjian tripartit akan ditandatangani antara Israel, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Hamas. Sebuah negara Palestina akan dibentuk yang disebut “Palestina Baru”, yang akan didirikan di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, dengan pengecualian permukiman.
Sementara itu, Israel akan membebaskan tahanan Palestina secara bertahap selama tiga tahun di bawah kesepakatan. Kemudian, Blok permukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang ilegal menurut hukum internasional, akan menjadi bagian dari Israel.
Yerusalem tidak akan dipecah tetapi akan dibagi oleh Israel dan “Palestina Baru” dengan Israel mempertahankan kontrol secara umum. Sementara itu, orang-orang Palestina yang tinggal di Yerusalem akan menjadi warga negara negara Palestina tetapi Israel akan tetap bertanggung jawab atas kotamadya, karena itu tanahnya.
Negara Palestina yang baru dibentuk akan membayar pajak kepada pemerintah kota Israel untuk bertanggung jawab atas pendidikan di kota itu bagi warga Palestina.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Status quo di situs-situs suci akan tetap ada dan warga Yahudi Israel tidak akan diizinkan membeli rumah-rumah Palestina dan sebaliknya.
Sementara itu, Mesir akan menawarkan tanah negara baru Palestina untuk membangun bandara, pabrik dan pertanian yang akan melayani Jalur Gaza. Namun, Palestina tidak akan diizinkan untuk tinggal di tanah tersebut.
Sebuah jalan raya akan dibangun untuk menghubungkan Jalur Gaza ke Tepi Barat 30 meter di atas Israel. Pendanaan untuk proyek ini terutama akan berasal dari China, yang akan membayar 50 persen dari biaya, dengan Korea Selatan, Australia, Kanada, AS dan UE masing-masing masing-masing membayar 10 persen.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara Teluk akan mendanai dan mensponsori kesepakatan selama lima tahun untuk mendirikan negara “Palestina Baru”.
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Rencana tersebut akan menelan biaya 6 miliar dolar AS per tahun, mayoritas 70 persen akan dibayar oleh negara-negara Teluk, dengan AS memberikan kontribusi 20 persen dan Uni Eropa 10 persen.
“Palestina Baru” tidak akan diizinkan membentuk tentara tetapi bisa mempertahankan pasukan polisi. Sebaliknya, perjanjian pertahanan akan ditandatangani antara Israel dan “Palestina Baru” yang Israel akan membela negara baru dari serangan asing.
Setelah menandatangani perjanjian, Hamas akan menyerahkan semua senjatanya ke Mesir. Para pemimpin gerakan akan dikompensasi dan digaji oleh negara-negara Arab saat pemerintah didirikan.
Pemilu juga diperkirakan akan diadakan dalam satu tahun setelah pembentukan negara “Palestina Baru”.
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam
Semua perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir dan Israel akan tetap terbuka untuk orang dan barang serta Palestina akan dapat menggunakan udara dan pelabuhan Israel.
“Palestina Baru” akan memiliki dua penyeberangan ke Yordania yang berada di bawah kendali otoritas “Palestina Baru”. Kemudian, Lembah Yordan akan tetap berada di tangan Israel dan jalan tol empat jalur akan dibangun melaluinya.
Jika Hamas atau faksi-faksi Palestina menolak kesepakatan ini, AS akan membatalkan semua dukungan keuangannya kepada Palestina dan menekan negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Disisi lain, jika Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menandatangani perjanjian itu, tetapi Hamas dan Jihad Islam tidak setuju, perang akan dilancarkan di Jalur Gaza dengan dukungan penuh dari AS.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Begitu juga jika Israel menolak kesepakatan itu, AS akan menghentikan dukungan keuangannya. AS saat ini membayar 3,8 miliar dolar per tahun untuk mendukung Israel. (T/Sj)
Mi’raj News Agency (MINA)