Naypyidaw, 5 Shafar 1438/5 November 2016 (MINA) – Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi pada Jumat (4/11) mengatakan, pihak berwenang sedang menyelidiki tuduhan kekejaman yang dilakukan aparat keamanan terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Janji Suu Kyi dinyatakan saat ia menghadapi kritik atas penanganannya terhadap krisis yang terjadi di negara bagian Rakhine. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA.
Berbicara selama perjalanannya ke Jepang, pemenang Hadiah Nobel tersebut mengatakan bahwa Pemerintah “tidak berusaha menyembunyikan” klaim pelecehan seksual oleh militer dan berjanji melakukan penyelidikan menyeluruh sesuai dengan hukum.
Aktivis dan warga di kota Muangdaw, Rakhine mengatakan, tentara yang menguasai desa telah memperkosa wanita Muslim, kota-kota dijarah dan rumah dibakar.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Hal itu menimbulkan tantangan terbesar bagi pemerintah Suu Kyi selama enam bulan berkuasa.
“Kami belum menuduh organisasi atau kelompok tertentu terlibat dalam setiap jenis aktivitas tertentu karena kami tidak memiliki bukti yang cukup,” kata Suu Kyi dalam konferensi persnya. “Semua ini akan diumumkan segera setelah kami mengumpulkan bukti, dan itu akan melalui proses hukum.” (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel