Doha, 25 Muharram 1435/29 November 2013 (MINA) – Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan, saat ini Masjid Al-Aqsha tengah terancam bahaya yahudisasi dan keruntuhan.
Ia khawatir, jika hal ini dibiarkan dalam rancangan penjajah suatu hari umat Islam terkejut oleh runtuhnya Masjid Al-Aqsha.
“Seluruh warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza harus bersatu melawan segala konspirasi dan tindakan tidak adil penjajah Israel terhadap kiblat pertama muslim itu,” ujar Qaradhawi.
Menurut ulama yang pernah berkunjung ke Jalur Gaza itu, setelah menjajah Palestina, Israel hendak menguasai kawasan suci Masjid Al-Aqsha,” tegasnya seperti diberitakan Al-Ray, Jumat (29/11), yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Syaikh Al-Qaradhawi, salah satu dari 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia itu juga menekankan, umat Islam secara keseluruhan agar lebih memperhatikan isu-isu mengenai Masjid Al-Aqsha dan kota Al-Quds (Yerusalem), yang hingga kini masih di bawah cengkeraman penjajah dan aksi perampasan tanah dan rumah warga milik Palestina.
Dia mengungkapkan, penjajah Israel menetapkan batas usia tertentu bagi umat Islam untuk memasuki Masjid Al-Aqsha serta mencegahnya melakukan ibadah di dalamnya, seperti pula larangan yang diberlakukan untuk beribadah di Masjid Ibrahimi, Al-Khalil (Hebron), selatan Tepi Barat.
Syaikh Al-Qaradhawi juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk lebih memperhatikan, bahwa apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsha dan tempat-tempat suci lainnya di kota Al-Quds merupakan kejahatan Israel yang dilakukan tiap hari, namun umat Islam masih terdiam saja.
Al-Aqsha Semakin Terancam
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Hingga kini tercatat kondisi Masjid Al-Aqsha semakin dalam bahaya akibat sasaran pelanggaran dan penodaan berulang-ulang oleh para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi dan pejabat resmi Parlemen Israel (Knesset).
Mereka dengan kawalan ketat pihak keamanan Israel, terutama pada hari raya Yahudi, merangsek ke kompleks Masjid Al-Aqsha. Dikabarkan, lebih dari seratus pemukim illegal ekstrimis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha pada Kamis pagi (28/11), dengan alasan mencegah pelajar muslim yang akan pergi ke Al-Aqsha.
Warga Palestina mengatakan kepada media setempat Al-Risalah, pasukan keamanan Israel menghalangi para pelajar muslim yang ingin beribadah di masjid Al-Aqsha sepanjang pagi hingga pukul sebelas siang waktu setempat.
Sementara itu, menurut warga, justru pihak keamanan Israel tiap waktu mengatur kehadiran para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi memasuki kawasan Masjid Al-Aqsha, padahal masjid itu bukan tempat ibadah Yahudi.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Baru-baru ini, anggota partai ekstrimis Israel Likud dipimpin Wakil Ketua Knesset Moshe Feiglin mengajukan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Pembagian kawasan Masjid Al-Aqsha menjadi dua, untuk ibadah umat Islam dan Yahudi.
Dalam RUU disebutkan, adanya pembagian waktu ibadah bagi umat Islam dan Yahudi di kawasan masjid kiblat pertama bagi umat Islam itu.
Sehingga nantinya ada jadwal tertentu dalam sepekan yang hanya diberikan kepada orang-orang Yahudi. Pada saat orang Yahudi melaksanakan ritualnya, maka umat Islam dilarang memasuki ke kompleks Masjid Al-Aqsha.
Menurut warga, jika RUU ini disahkan, maka orang-orang Yahudi akan semakin meningkat saja memasuki kawasan suci itu. Sementara pemilik sah masjid, umat Islam semakin terbatas waktunya beribadah di dalamnya, terutama mengalami kesulitan ketika akan melaksanakan shalat Jumat.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Selama dekade terakhir, memang Israel berupaya mengubah peta demografis kota Al-Quds dengan membangun permukiman-permukiman ilegal, merusak situ-situs bersejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.
Lebih dari setengah juta warga ilegal Yahudi kini tinggal di lebih dari 120 permukiman Yahudi, yang dibangun sejak 1967 di Tepi Barat dan Al-Quds Timur. walaupun dunia internasional menganggap itu sebagai permukiman ilegal.
Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam melaporkan, sebanyak 104 sinagog Yahudi tersebar di sekitar lingkungan Masjid Al-Aqsha dan terdapat penggalian di bawahnya hingga sudah mencapai 18 meter ke bawah tanah.
Yahudi mengklaim secara sepihak kawasan Al-Aqsha sebagai sinagog (Temple Mount), tempat dua sinagog Yahudi terbesar zaman kuno.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Dalam mitos Yahudi dikatakan, juru selamat mereka tidak akan turun ke bumi sebelum sebuah sinagog Yahudi terbesar ketiga dibangun di atas lokasi Masjid Al-Aqsha.
Padahal, dalam keyakinan umat Islam, Masjid Al-Aqsha merupakan tempat ketiga paling suci. Al-Aqsha merupakan tempat ibadah utama, kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam. (L/P02/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah