Syeikh Palestina : Bukan Muslim Jika Tidak Peduli Al-Aqsa, Al-Quds

Syeikh didampingi penerjemah dari lembaga kemanusiaan , Ibadurrahman. (Foto: Syauqi/MINA)

Grogol, Depok, MINA – Syeikh Palestina Dr Munjid Abu Bakar mengatakan, seseorang tidak dianggap jika hatinya tidak mengakui dan memperdulikan nasib kota suci Al-Quds (Jerusalem) atau Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam yang sedang dilecehkan oleh rezim Zionis Israel.

Hal itu disampaikan Munjid dalam sebuah acara solidaritas untuk Palestina bertempat di Kelurahan Grogol, Limo, Depok, Jumat (5/1) malam.

Pada kesempatan itu, ulama yang juga dosen di sebuah universitas terkemuka di Turki itu menjelaskan tentang kondisi terkini di Palestina dan menyampaikan kajian tentang tentang tanda-tanda akhir zaman.

Munjid menegaskan Muslim harus memiliki kepedulian pada masalah-masalah Palestina. Pasalnya, kata dia, Al-Aqsa dan Al-Quds merupakan tempat suci yang telah ada dalam hati para nabi, para sahabat Nabi, dan ulama-ulama.

Munjid menekankan, selaku umat Islam dan sebagai orang yang beriman harus tahu bahwasanya kehidupan umat manusia di muka bumi ini dimulai dan akan diakhiri oleh Allah subhanahu wata’ala di Al-Aqsa atau Al-Quds.

“Hari ketika Nabi Adam diciptakan dan harus diturunkan yakni di kota Palestina, dan nanti hari akhir atau hari kiamat kita akan dibangkitkan oleh Allah SWT juga berada di kota Al-Quds di Palestina,” ujarnya seperti diterjemahkan oleh Ibadurrahman, Direktur Kerja Sama Luar Negeri Sadaqa Mulia.

Setiap pemeluk agama Islam juga harus meyakini 10 tanda besar kiamat seperti yang disabdakan Nabi dalam sebuah hadis. Munjid mengingatkan bahwa empat dari 10 tanda paling besar itu berkaitan langsung dengan Al-Aqsa, Al-Quds, dan Palestina,”

Tanda pertama kiamat yang diceritakan oleh Nabi Muhammad shallallahu alahi wasallam yang berkaitan dengan Al-Quds dan Al-Aqsa adalah turunnya Nabi Isa alaihisalam.

Nanti di akhir zaman, Nabi Isa yang telah diangkat oleh Allah subhanahu wata’ala ke langit akan diturunkan di Al-Quds. Isa, yang lahir di Palestina, sebelum hari kiamat akan menjadi pemimpin umat Islam sebagai mana dahulu yang diemban oleh Nabi Daud alaihisalam.

“Nabi Daud adalah seorang nabi yang memiliki negara dengan pemerintahan Islam  yang berpusat di Al-Quds. Begitu juga nanti di akhir zaman seluruh umat Islam akan menginduk kepada Nabi Isa di kota itu,” kata dia.

Munjid mengingatkan sebelum hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madina, Allah telah lebih dahulu meng-isra’-kan Rasululllah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Pelastina, yang kemudian dilanjutkan dengan mi’raj menuju langit hingga Sidratul Muntaha.

“Apa rahasia Allah memperjalankan Nabi ke Masjid Al-Aqsa? Ketika itu Nabi Muhammad menghadapi kondisi yang sangat kritis karena beliau ditekan dan diancam oleh orang-orang kafir Quraisy dan Yahudi.

“Beliau dilempari kotoran, sahabat-sahabat disiksa, paman dan istri beliau yang selalu menjaga beliau meninggal.  Sehingga tahun itu dikenal sebagai tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad,” kata Munjid.

Allah kemudian memasukkan perasaan senang ke dalam hati Nabi dengan meng-isro’-kannya ke Masjid Al-Aqsa di Al-Quds. Itu merupakan sebuah kenikmatan dan nubuwat bahwa suatu hari nanti Islam akan memiliki sebuah negara yang beribu kota di Al-Quds, Palestina.

Munjid melanjutkan, tanda kedua dari 10 tanda besar (kubra) hari kiamat adalah munculnya Dajjal. Mahluk terkutuk bergelar Al-Masih tapi palsu itu akan mengitari dunia hanya dalam 40 hari dan membinasakan setiap manusia yang menolak mengikutinya.

Meskipun sangat berkuasa, Dajjal mengetahui dirinya belum dianggap menang hingga menaklukkan Al-Quds. Karena itu Dajjal beserta bala tentaranya mendatangi Palestina, namun ia dicegat oleh Nabi Isa dan membunuhnya di Lod atau Gerbang Lod yang terletak di Baitul Maqdis.

Karena itu, kata dia, selain kedudukannya sebagai kota suci, Al-Quds adalah barometer persatuan umat Islam. Jika kota itu dalam kekuasaan pihak non-Islam, seperti yang terjadi saat ini, itu artinya kaum Muslim belum bersatu.

Tanda Hari Kiamat kubro ketiga yang memiliki kaitan dengan langsung dengan Palestina adalah munculnya mahluk Ya’juj dan Ma’juj. Seperti Dajjal, mereka berbuat kerusakan di seluruh penjuru bumi. Sampai-sampai Ya’juj dan Ma’juj dengan sombong berkata kami telah membunuh seluruh mahluk di bumi dan akan membunuh yang ada di langit (Allah).

Seperti halnya Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj juga mendatangi Palestina untuk menaklukkan kota suci Al-Quds. Sebelum bangsa yang membuat kerusakan di muka bumi itu memasuki Palestin, Nabi Isa memohon pertolongan kepada Allah.

“Dalam doanya, Nabi Isa memohon kepada Allah agar memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj. Permohonan Nabi Isa dikabulkan Allah dengan mengutus ulat-ulat ke leher mereka yang menggerogoti tubuh mahluk tersebut,” kata Munjid.

Sekarang, kata dia, sudah ada mahluk yang ‘mirip’ dengan Ya’juj dan Ma’juj yaitu negara-negara Barat lewat tangan Amerika Serikat dan sekutuny. Amerika memilih bersekutu dengan bangsa Yahudi (Israel), musuh umat Islam sejak zaman dahulu.

“Mereka menyuruh masuk berbagai macam negara dan menjajah Palestina agar Kota Al-Quds bisa ditaklukkan. Dan baru-baru ini Presiden Donal Trump secara sepihak mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel. Nauzubillah,” kata dia.

“Kita harus menenamkan sejak dini kepada anak-anak kita, diri kita masing-masing, bahwasannya Al-Quds miliki umat Islam, tidak boleh ada pihak lain yang boleh memiliki kota suci itu,” Ia menambahkan.

Tanda hari kiamat besar keempat yang berkaitan langsung dengan tanah suci Al-Quds adalah keluarnya api yang sangat besar dari kota Yaman. Kejadian itu membuat orang-orang lari ke wilayah Palestina untuk mencari perlindungan.

“Dari peristiwa isra’ dan mi’raj, diangkat dan diturunkannya kembali Nabi Isa, dan hijrah Nabi Ibrahim ke Palestina setelah diselamatkan oleh Allah ketika ia dibakar menunjukkan bahwa Al-Aqsa di Al-Quds merupakan pintu gerbang langit dan kota yang disucikan,” ujar Syeikh Munjid.

“Sejarah juga mencatat ketika Nabi Musa lari menyelamatkan diri dari kejaran Firaun yang ia tuju dalah Palestina, ke kota Al-Quds,” tandasnya.

Dengan mengetahui tanda-tanda Hari Kiamat yang berkaitan langsung dengan Al-Quds, Munjid mengajak dan mengimbau umat Muslim untuk menanamkan kecintaan kepada Masjid Al-Aqsa. Hati seorang Muslim, kata dia, tidak boleh kosong dari Al-Aqsa.

Ia mengutip kisah seorang pembantu Nabi berusia 9 tahun bernama Maimuna yang bertanya kepada Nabi, “Ya, Rasulullah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis. “Nabi kemudian menjawab, “Bumi tempat bertebaran dan berkumpul. Datangilah ia, kemudian shalatlah di sana, karena sesungguhnya shalat di dalamnya seperti 1.000 kali shalat di tempat lain.”

Merujuk pada banyaknya keutamaan yang dimiliki bumi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa, Munjid mengajak setiap individu dari umat Islam untuk berlomba-lomba menjaga, memuliakan, dan membebaskan Al-Aqsha yang sedang dilecehkan kesuciannya oleh rezim Zionis Israel. (L/R11/P1)

Miraj News Agency (MINA)