Shana’a, 10 Muharram 1435/14 November 1435 (MINA) – Kelompok Syi’ah dan Sunni di Yaman Utara sepakat untuk berdamai dan melakukan gencatan senjata atas mediasi pemerintah.
Sejak terjadi bentrokan Oktober lalu, menewaskan sedikitnya 100 orang sebagian besar di provinsi Saada perbatasan dengan Arab Saudi.
“Konfrontasi berakhir di Saada dan gencatan senjata diberlakukan,” kata Yehia Abuesbaa, kepala Komite Kepresidenan Yaman, seperti dilaporkan The National.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Sementara itu, Presiden Yaman Abdu Rabbo Mansour Hadi dalam kunjungannya ke Beijing, Rabu (13/11), mengatakan, pemerintahnya terus berupaya memecahkan masalah keamanan nasional negaranya dengan cara damai.
“Kami memecahkan masalah dengan cara damai, ” katanya dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Kuncinya, menurut Presiden adalah demi menjaga keamanan, stabilitas dan persatuan di Yaman.
Presiden Hadi mengatakan, keadaan ekonomi miskin di negaranya memaksa beberapa anggota masyarakat Yaman untuk menempuh jalan kekerasan .
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Untuk itu, salah satu maksud kunjungannya ke negeri China adalah untuk mengundang negeri tirai bambu itu untuk berinvestasi di negaranya.
Presiden Yaman berkunjung ke China sampai Jumat (15/11) atas undangan Presiden China Xi Jinping. (T/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah