Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TAHUN INI, MESIR BERLAKUKAN PEMBATASAN PALING KETAT DI PERBATASAN GAZA

Admin - Jumat, 26 Juli 2013 - 20:34 WIB

Jumat, 26 Juli 2013 - 20:34 WIB

443 Views ㅤ

Gaza City, 19 Ramadhan 1434/27 Juli 2013 (MINA) – Pemerintah baru Mesir telah memberlakukan pembatasan perbatasan paling ketat di Jalur Gaza dengan melakukan penyegelan terowongan, memblokir lalu lintas sebagian besar penumpang di perlintasan rafah dan menyebabkan jutaan dolar kerugian ekonomi.

Sebuah kampanye militer Mesir menggulingkan pemerintahan presiden Mesir terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi pada awal bulan ini.

Militer Mesir mengatakan sedang menyegel terowongan penyelundupan dan memblokir lalu lintas sebagian besar penumpang di perlintasan Rafah  sebagai bagian dari ‘operasi keamanan’ terhadap ‘kelompok militan Sinai’.

Militer Mesir mengatakan, pembatasan Gaza merupakan bagian dari aksi ‘operasi keamanan’ di Sinai dan tidak menyebutkan mereka berusaha untuk melemahkan pemerintah di Gaza atau membawanya jatuh dalam proses itu.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Prediksi masa lalu di mana warga Gaza yang jenuh dengan kesulitan hidup sehari-hari di bawah blokade akan segera bangkit itu belum terwujud.

“Namun, pembatasan perbatasan Gaza terbaru yang lebih ketat daripada diberlakukan oleh pendahulunya Mursi yang pro-Barat itu, Husni Mubarak,” menurut salah seorang warga Gaza yang tidak mau disebut namanya.

“Ini semakin buruk setiap hari,” sopir taksi di Gaza City, Khaled Jaradeh mengungkapkan kekurangan BBM Mesir murah disebabkan oleh penutupan terowongan. Jaradeh sedang menunggu di jalur lambat di luar sebuah pompa bensin, dengan sekitar 30 mobil di depannya.

“Bahkan ketika Mubarak menjadi presiden, kami mendapatkan bahan bakar melalui terowongan,” kata Jaradeh seperti dilaporkan kantor berita berbasis di Gaza, AlRay yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Sabtu (27/7).

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Jalur Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia saat Israel semakin memperketat pengepungannya di Jalur Gaza menyusul kemenangan gerakan perlawanan Islam Hamas dalam pemilu legislatif 2006 lalu. Israel memblokade Jalur Gaza setelah Hamas menguasai penuh seluruh wilayah Jalur Gaza pada bulan Juni 2007.

Israel telah memperketat blokade jalur darat dan laut untuk mengisolasi Jalur Gaza dari akses keluar masuk menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Israel membatasi masuknya bahan-bahan kebutuhan pokok ke Jalur Gaza, memutus pasokan listrik, menahan akses bahan bakar diperbatasan dan juga menutup pelabuhan-pelabuhan serta penyeberangan dari dan ke Jalur Gaza.

Sementara perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu penyeberangan melalui darat yang tidak dikontrol oleh Israel. Melalui pintu perbatasan inilah warga Gaza dapat terhubung dengan dunia luar. Namun, perbatasan Rafah hanya menjadi jalur perlintasan orang untuk keluar masuk Gaza-Mesir.

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Rakyat Palestina di Jalur Gaza terpaksa menggunakan terowongan sebagai satu-satunya urat nadi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat blokade Israel tersebut.

Menteri Perekonomian Palestina, Alaa Rafati mengatakan, perekonomian di Jalur Gaza mengalami kerugian sekitar 230 juta dolar pada awal Juni karena penutupan terowongan oleh militer Mesir pasca digulingkannya presiden Mesir terpilih, Muhammad Mursi.

Juru bicara Kementerian Perhubungan Palestina mengatakan bahwa ketidakmampuan warga Gaza untuk menyelundupkan produk minyak bumi melalui terowongan di bawah perbatasan Palestina-Mesir telah memburuk krisis bagi sekitar 70.000 pengemudi di Gaza.

Jumlah bahan bakar yang diizinkan Israel ke Jalur Gaza melalui jalur komersial, perbatasan Karm Abu Salem bersifat terbatas dan harganya mahal.

Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara

Sementara stasiun BBM di Jalur Gaza hanya mempunyai pilihan menutupnya atau buka dengan sedikit pasokan bahan bakar dan sejumlah besar warga harus mengantri untuk mendapatkan pasokan BBM berikutnya.

Kekurangan BBM adalah salah satu dari banyak kesulitan warga Palestina setiap harinya di Jalur Gaza sebagai akibat dari blokade Israel dan penutupan perbatasan Rafah oleh Mesir.

Para pemimpin Gaza telah hati-hati untuk tidak mengkritik tindakan keras perbatasan Mesir, karena takut dituduh ikut campur dalam urusan internal Mesir. Namun, Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah  menyampaikan bahwa laporan media Mesir “tentang campur tangan Palestina dalam urusan Mesir dalam mendukung Presiden Mursi tidak benar.”

Beberapa media Mesir telah menggambarkan Palestina sebagai pembuat masalah namun rakyat Palestina membantahnya.

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Hubungan Mesir dengan Palestina masih Kuat

Sementara Duta Besar Mesir untuk Palestina, Yasser Othman mengatakan, hubungan antara rakyat Mesir dan Palestina masih kuat dan tidak dapat dipengaruhi oleh suara yang terisolasi yang berusaha untuk merusak hubungan mereka.

“Pada kesempatan revolusi Mesir, masalah Palestina berada di hati setiap rakyat Mesir dan pemerintah Mesir sangat mendukung hak-hak rakyat Palestina,” tegas Othman seperti dikutip Kantor Berita Palestina WAFA, Selasa (23/7)

Othman memuji kedudukan pemimpin dan rakyat Palestina dalam mendukung pilihan rakyat Mesir dan revolusinya dan tidak ikut campur tangan dalam urusan internal Mesir.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Diplomat Mesir itu mengatakan beberapa langkah luar biasa pemerintah Mesir terpaksa mengambil di perbatasan dengan Gaza tidak ditujukan pada rakyat Palestina, bukan hanya untuk menjaga keamanan nasional Mesir pada waktu yang tidak biasa.

“Kami melihat Gaza jauh dari sudut pandang antar-faksi,” katanya. Dia menambahkan, Mesir akan terus mendukung untuk mengakhiri blokade dan pengepungan di Gaza, rekonsiliasi nasional dan mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina. (T/P02/R2).

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

Rekomendasi untuk Anda