Tahun Persatuan Idul Adha (Oleh: Ali Farkhan Tsani)

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Tahun ini insya-Allah umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya pada hari dan tanggal yang sama, 10 Dzulhijjah 1440 H bertepatan dengan Ahad, 11 Agustus 2019.

Mahkamah Agung Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Jumat (2/8) sebagai awal Dzulhijjah 1440, maka wuquf di Arafah akan jatuh pada hari Sabtu, 9 Dzulhijjah bertepatan dengan 10 Agustus. Sehingga Hari Raya Idul Adha tahun ini akan jatuh pada Ahad, 10 Dzulhijjah bertepatan dengan 11 Agustus.

Keputusan ini diikuti negara-negara Arab lainnya seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Palestina, dan lainnya. Demikian pula negara-negara di kawasan Asia, seperti Pakistan, Bangladesh hingga India.

Pemerintah Indonesia melalui Kemenag juga telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1440 jatuh pada Jumat 2 Agustus 2019. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada hari Ahad, 11 Agustus 2019.

Ketetapan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Muhammadiyah Amin mewakili Menteri Agama dalam jumpa pers usai Sidang Isbat Awal Dzulhijjah di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (1/8).

Sidang Isbat dihadiri oleh perwakilan MUI, unsur pimpinan Komisi VIII DPR RI , sejumlah Duta Besar negara sahabat, perwakilan negara sahabat, sejumlah pimpinan ormas Islam, dan sejumlah pejabat di eselon I dan II Kementerian Agama.

Dua organisasi massa Islam terbesar, Muhammadiyah dan NU juga telah menetapkan hari yang sama.

Demikian pula keputusan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang ditetapkan oleh Imaam Yakhsyallah Mansur.

Tentu ini menjadi tanda Hari Raya Idul Adha di seluruh dunia. Terlebih ini berkaitan dengan “Al-Hajju Arafatan”, haji adalah Padang Arafah. Sehingga saat seluruh jamaah haji sedang menunaikan puncak ibadah wukuf Arafah hari Sabtu, 9 Dzulhijjah. Pada hari yang sama umat Islam di luar jamaah haji melaksanakan puasa sunah Arafah.

Walaupun tentu jika ada perbedaan, seperti biasa terjadi, sudah merupakan hal yang biasa, dan tak perlu dibesar-besarkan. Karena masing-masing memiliki dasar tersendiri.

Nuansa kebersamaan, itulah yang perlu terus dikedepankan di tengah kemajemukan umat Islam. Justru yang lebih perlu dikerjakan sekarang adalah bagaimana agar ibafah qurban pada rangkaian Hari Raya Idul Adha dapat perlaksana dan tersalurkan secara optimal dan maiksimal.

Penyaluran ke umat di daerah terjauh, terbelakang dan terdampaik bencana, patut diprioritaskan. Demikian juga ke wilayah-wilayah “Kristenisasi” dan warga Muslim di pengungsian, seperti pengungsi Palestina dan Suriah di Lebanon serta Rohingya di Bangladesh, layak menjadi bidikan utama.

Karenanya, langkah yang ditempuh lembaga kemanusiaan seperti MER-C (Medical Emergency Resque Committee) dan AWG (Aqsa Working Group) yang memprogramkan qurban untuk warga Palestina dan negeri-negeri Muslim lainnya, patut disupport bersama.

Harapan kita adalah bagaimana agar Idul Adha tahun ini di samping semakin eratnya persatuan dan kebersamaan. Juga semakin melekat sinergi saling melengkapi dan menguatkan antarkomponen umat dan bangsa di negeri tercinta ini padsa khususnya, dan dunia pada umumnya.

Semangat nilai-nilai pengorbanan Nabiyullah Ibrahim beserta keluarga Nabi Ismail dan Siri Hajar, serta nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat rangkaian ibadah haji, semoga juga semakin terwujud. Aamiin. (L/RS2//P1)

Mi’raj News Agency (MINA)