Panjshir, MINA – Pejuang Taliban shalat saat spanduk mereka berkibar di tiang bendera di Lembah Panjshir pada Senin (6/9), setelah kelompok Islam garis keras mengumumkan penguasaan kantong terakhir perlawanan terhadap kekuasaan mereka.
Dalam video yang beredar di media sosial pro-Taliban, para pejuang lewat di bawah potret yang memuja musuh lama mereka, mendiang komandan perlawanan Panjshir Ahmad Shah Massoud.
Tiga pekan setelah merebut Kabul, Taliban mengklaim telah menaklukkan lembah terjal itu pada Senin, sebuah pukulan bersejarah bagi provinsi tersebut, Nahar Net melaporkan.
Di bawah Massoud, para pejuang Panjshir mendapatkan reputasi legendaris untuk perlawanan, pertama-tama mempertahankan rumah pegunungan mereka dari militer Soviet selama satu dekade, kemudian sepanjang perang saudara, kemudian pada masa rezim Taliban terakhir dari 1996-2001.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Dengan kemenangan ini, negara kami benar-benar keluar dari rawa perang,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.
Segera setelah itu, dalam sebuah foto yang dirilis oleh pejabat Taliban Bilal Karimi, terlihat gambar Massoud dalam kondisi wajahnya terobek. Orang-orang bersenjata Taliban kemudian berdiri berpose di depan potret tersebut.
Front Perlawanan Nasional (NRF) yang terdiri dari milisi anti-Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan, telah mengaku menderita kerugian besar dan telah menyerukan gencatan senjata.
Namun, mereka juga mengatakan bahwa para pejuangnya masih berada di “posisi strategis” di seberang lembah, dan mereka melanjutkan perjuangan.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Taliban menyelesaikan serangan dua pekan yang menakjubkan di seluruh Afghanistan pada 15 Agustus, termasuk merebut ibu kota Kabul tanpa perlawanan.
Sisa-sisa tentara Afghanistan kemudian mundur ke Lembah Panjshir, utara Kabul, untuk membentuk NRF.
Lembah sepanjang 115 kilometer (70 mil) yang dikelilingi oleh puncak-puncak bergerigi yang tertutup salju memberikan keuntungan militer alami, yang memungkinkan pasukan anti-Taliban menggunakan posisi tinggi untuk menyergap pasukan penyerang di bawah.
Namun, mereka menghadapi penutupan internet oleh Taliban dan jalan-jalan pasokan diblokir. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agency (MINA)