Jakarta, 27 Sya’ban 1434/6 Juli 2013 (MINA) – Beragam tanggapan dan komentar dunia muncul atas kudeta militer terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi.
Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, merupakan kepala negara di kawasan Arab yang pertama mengirimkan ucapan selamat kepada pejabat sementara presiden baru Mesir, Adly Mansour.
Abdullah berpesan atas nama rakyat Saudi Arabia mengucapkan selamat kepada Mansour untuk mengambil alih kepemimpinan Mesir pada saat yang kritis.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengucapkan selamat atas pengangkatan Adli Mansour sebagai presiden interim Mesir.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Saya ucapkan selamat pada kepemimpinan Mesir saat transisi ini dalam memikul tanggung jawab mencapai harapan rakyat Mesir,” kata Abbas, seperti diberitakan WAFA.
Sementara Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi juga turut mengucapkan selamat kepada presiden sementara Mesir Adly Mansour.
Hadi mengatakan presiden interim baru diharapkan dapat bersama-sama membawa negara Mesir ke arah yang lebih aman selama masa krusial ini.
Presiden Uni Emirat Arab Syeikh Khalifa bin Zayed Al-Nahyan mengirimkan ucapan selamat kepada Adli Mansour setelah ia disumpah sebagai Presiden Interim Mesir.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Syeikh Khalifa berharap Mansour sukses dalam misi mewujudkan misi untuk stabilitas dan kemakmuran.
“Kami telah mengikuti perkembangan Mesir untuk keluar dari krisis dengan cara damai, mewujudkan peradaban Mesir dan meningkatkan peran Arab dan internasional,” ujar Khalifa.
Presiden Suriah Assad dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al-Thawra, mengatakan, jatuhnya presiden Mesir Mursi digambarkan dengan dirinya, bahwa hanya intervensi militer asing bisa menggulingkan kepresidenan.
“Negara-negara yang berkonspirasi terhadap Suriah telah menggunakan semua alat-alat mereka, kecuali intervensi langsung, sehingga dirinya masih bertahan” katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pandangan lain, Partai Islam Ennahdha di Tunisia, mengecam penggulingan Presiden Mursi serta penangkapan tokoh Ikhwanul Muslimin.
Ennahdha mengecam penumbangan presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis itu. Kudeta hanya akan menimbulkan perpecahan di antara umat Islam di Mesir.
Dari Turki, Press tv melaporkan, pemerintah Turki mengecam penggulingan presiden Mesir Mursi melalui intervensi kudeta militer.
“Bagaimanapun kudeta militer itu buruk bertentangan dengan demokrasi. Demokrasi tidak dapat dibangun melalui senjata,” kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato televisi Jumat (5/7).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Menimbang keadaan itu, lembaga internasional Uni Afrika untuk sementara menangguhkan keanggotaan Mesir selama intervensi militer masih berlangsung.
Uni Afrika juga mengecam standar ganda yang digunakan Barat dalam pelaksanaan demokrasi.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengecam apapun alasannya tindakan penggulingan presiden Mesir yang terpilih secara demokratis.
“Apapun alasannya, itu tidak dapat diterima bahwa pemerintah yang terpilih secara demokratis digulingkan dengan cara tidak sa. Lebih-lebih ini dengan cara kudeta militer,” katanya, sambil menyerukan militer untuk segera mengakhiri penahanan Mursi.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sementara itu dari Sudan dilaporkan, pemimpin oposisi Islam Hassan Al-Turabi mengecam keras kudeta Presiden Mesir Mursi oleh militer.
Menurut Al-Turabi, Mursi menjadi korban militer Mesir, Kristen dan liberal, menunjukkan bahwa demokrasi hanya untuk kelompok diri mereka sendiri tetapi tidak untuk kelompok lain. Padahal Mursi adalah preside pertama di Mesir yang terpilih secara demokratis.
“Langkah kudeta militer ini jelas bertentangan dengan konstitusi dan legitimasi,” tegasnya, seperti dilaporkan media Sudaneseonline.
Tanggapan PBB dan Barat
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
UN News Center memberitakan, Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan dan bentrokan kekerasan dan penangkapan massal di seluruh Mesir.
“PBB terus mengikuti perkembangan terbaru dalam krisis yang berlangsung di Mesir. Pada suatu saat yang kritis, semua orang Mesir harus bekerja sama untuk restorasi damai tatanan konstitusional,” ujarnya.
Ban meminta jalan ke depan harus ditentukan oleh rakyat Mesir sendiri, dengan cara menghormati keberagaman pandangan politik.
Washington Post edisi 4 Juli memberitakan, Presiden AS Barack Obama, dalam pernyataannya mengatakan keprihatinannya atas keputusan kudeta militer terhadap Presiden Mursi.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Julani Sampaikan Pidato Kemenangan
Obama mendesak militer untuk bergerak cepat dan bertanggung jawab untuk mengembalikan otoritas penuh kembali ke pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis. (T/R1/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir