Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarhib Ramadhan : Khutbah Akhir Sya’ban Menjelang Ramadhan

Ali Farkhan Tsani - Senin, 20 Maret 2023 - 16:04 WIB

Senin, 20 Maret 2023 - 16:04 WIB

13 Views

Oleh : Ustadz Ali Farkhan Tsani *

Sebagai bagian dari Tarhib Ramadhan, menyambut bulan suci Ramadhan, ada baiknya kita hikmati kembali pesan-pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang keutamaan bulan Ramadhan tersebut.

Ini seperti disebutkan dalam riwayat hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada akhir bulan Sya’ban atau menjelang bulan suci Ramadhan, memberikan khutbah atau nasihat di hadapan para shahabatnya.

Pada kesempatan tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan bulan suci Ramadan.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Isi khutbah atau nasihat pada akhir Sya’ban Rasulullah Shallalhu ‘Alaihi Wasallam tersebut sebagai berikut:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا

”Wahai manusia, sungguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai tambahan.”

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ

“Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya.”

وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ

قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ. فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ

“Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan di mana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa .

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Mereka (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.”

Rasulullah menjawab: “Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu”.

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ

“Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.”

وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

“Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka . Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku, di mana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga“. (H.R. Ibnu Khuzaimah).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Imam Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Ibnu Khuzaimah berkata: “Khabar ini shahih”.

Juga diriwayatkan oleh Imam Baihaki, dan Ibnu Hibban”. Sedangkan Syaikh AL-Albany menilai hadits ini sebagai Hadits Dhaif sebagaimana dalam bukunya, Dha’if at-Targhib wat Tarhib).

Imaam Yakhsyallah Mansur menjelaskan, hadits ini banyak diperbincangkan oleh para ulama. Namun, dalam takhrij hadits ini disebutkan: “Sanad hadits tersebut tidak makdzub (tidak didustakan), tetapi dhaif (lemah). Hanya keberadaan hadits ini didukung hadits-hadits shahih yang banyak menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan.”

Berdasarkan hal ini, maka tidak mengapa meriwayatkan hadits di atas untuk lebih memotivasi umat dalam memperhatikan keutamaan puasa Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Kandungan Khutbah Akhir Sya’ban

Jika disimpulkan, poin-poin pesan dalam khutbah akhir Sya’ban Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dapat disebutkan sebagai berikut:

  1. Bulan Ramadhan adalah Bulan Penuh Keberkahan. Yakni, dengan dilipatgandakannya semua pahala amal kebaikan, terutama pada malam Lailatul Qadar, yang lebih baik daripada seribu bulan.
  2. Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kedermawanan.
  3. Bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.
  4. Bulan Ramadhan adalah bulan pengabulan doa.

“Marhaban Yaa Ramadhan”, selamat datang Wahai Bulan Suci Ramadhan. Semoga kita semua dapat menyiapkan diri menyambut dan mendapat kesempatan menikmati keberkahan bulan suci Ramadhan tahun ini. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

*Penulis, Ust. Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., Da’i Pondok Pesantren, Wartawan & Redaktur Senior MINA,  Penulis Buku Keislaman. Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].

 

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom