Tausyiah Awal Ramadhan 1439H oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur

Mengisi dengan Amaliyah Terbaik untuk Menjadi Insan Bertaqwa Saling Mengasihi dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Umat yang Rahmatan lil Alamin

oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur

Alhamdulillah, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas anugerah-Nya kepada ummat Islam dan dunia dengan datangnya bulan suci Hijriah, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan tausiyah sebagai berikut:

Pertama, hendaknya kaum muslimin bergembira penuh rasa syukur dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ibarat menyambut tamu agung yang telah dinantikan sepanjang tahun, maka kita persiapkan segalanya dengan sebaik mungkin. Umat Islam patut bergembira karena Allah menghadirkan Ramadhan sebagai wujud kasih sayang-Nya sebagaimana firman Allah di dalam Surah Yunus ayat 58:

Artinya: “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

Nabi menyampaikan kabar gembira tentang keagungan Ramadhan, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385).

Kedua, Hendaknya bulan Ramadhan diisi dengan amaliyah terbaik sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan tuntunan Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyyin pun dengan melipatgandakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti menyempurnakan puasa, sholat fardhu berjamaah di masjid, tadarus Al-Quran, meningkatkan shalat-shalat sunnah, infaq dan shadaqah terbaik, i’tikaf, shilaturrahim serta berbagai ibadah lainnya.

Ketiga, hendaknya dihindari perbuatan maksiat, laghaw (sia-sia) dan bermalas-malasan sehingga dapat mengurangi bahkan membatalkan nilai puasa. Waspadalah terhadap hal-hal yang mengalihkan fokus dari mengejar kemuliaan Ramadhan kepada berbagai bentuk kesia-siaan yang tampak ataupun terselubung. Tingkatkan kinerja dan kendalikan segenap aktivitas hati/qalbu, panca indera, perkataan dan perbuatan agar selalu fokus menggapai yang terbaik di sisi Allah seolah ini adalah Ramadhan terakhir.

Keempat, hendaknya puasa Ramadhan dimaknai bukan sekadar ritual terkait kesalehan personal namun memiliki manfaat untuk meningkatkan kesalehan sosial. Sehingga dengan puasa Ramadhan maka seorang muslim akan berubah menjadi insan bertaqwa yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi sehingga terjalinnya ukhuwah Islamiyah kal jasadil wahid yang saling berkasih sayang, terwujudnya persatuan dan kesatuan muslimin yang menjadi rahmatan lil alamin.

Kelima, kami menghimbau kepada saudara-saudara kami umat non muslim agar dapat menghormati kaum muslimin yang melaksanakan ibadah puasa, sehingga bulan Ramadhan dapat benar-benar kondusif sebagai wahana untuk melaksanakan ibadah dan saling menghormati di antara pemeluk agama demi terwujudnya perdamaian dan rahmat bagi alam semesta.

Keenam, apabila ada di antara sesama umat umat Islam ada yang memiliki persoalan apalagi yang mengarah pada pertikaian dan permusuhan agar puasa Ramadhan dijadikan sebagai momentum ishlah dengan saling memaafkan dan mengikhlaskan serta membangun ukhuwah Islamiyah untuk mewujudkan kesatuan ummat dalam bingkai Al-Quran dan Sunnah.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menolong kita untuk melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hanya kepada Allah kita berharap dan bertawakkal. Kiranya Allah melindungi umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia maupun segenap umat manusia dari semua fitnah dan melimpahkan rahmat kasih sayang-Nya, Aamiin.

Bogor, 29 Syaban 1439 H/15 Mei 2018 M

 

(AK/R01/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0