Teheran, MINA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran telah menolak klaim baru-baru ini oleh kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang menuduh Iran bekerja sama dengan Rusia dalam perang di Ukraina, dengan mengatakan, tuduhan semacam itu adalah bagian dari “perang propaganda” melawan Republik Islam.
Nasser Kan’ani membuat pernyataan pada Ahad (18/12) setelah Direktur CIA William Burns mengatakan, Washington khawatir kerja sama yang berkembang antara Rusia dan Iran akan menjadi “kemitraan pertahanan penuh” antara kedua belah pihak.
Direktur CIA juga mengklaim bahwa kemitraan pertahanan yang baru lahir antara Teheran dan Moskow telah mempengaruhi medan perang di Ukraina, Press TV melaporkan.
“Para pejabat Amerika, sebagai kelanjutan dari klaim politik tak berdasar mereka dan tindakan ilegal terhadap Republik Islam Iran, mempertanyakan kerja sama militer dan pertahanan konvensional antara Iran dan Rusia,” kata Kan’ani.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Perang propaganda oleh Amerika ini, yang didasarkan pada kebohongan dan penipuan, dilakukan dengan berbagai tujuan, termasuk memberikan tekanan politik terhadap Republik Islam Iran, memicu iranofobia dan menutupi sikap penghasut perang mereka,” tambahnya.
Seperti yang sudah berkali-kali ditegaskan, katanya, kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang, termasuk pertahanan, berkembang dalam kerangka kepentingan bersama, sejalan dengan hak dan kewajiban internasional kedua negara, dan tidak terhadap negara ketiga mana pun.
Baik Iran dan Rusia telah berulang kali membantah klaim bahwa Teheran telah memberi Moskow peralatan militer dan drone untuk digunakan dalam perang di Ukraina. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)