TIDAK PANTAS POLISI BERSEPATU MASUK MUSHALLA

POLISI PEKANBARU

kepolisian Riau telah melakukan tindakan brutal dengan menghajar para mahasiswa dan menistakan Islam dengan masuk ke mushallah mengenakan sepatu (Foto: jpnn.com)
kepolisian telah melakukan tindakan brutal dengan menghajar para dan menistakan Islam dengan masuk ke mengenakan sepatu (Foto: jpnn.com)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Aparat kepolisian Riau telah melakukan tindakan brutal dengan menghajar para mahasiswa dan menerobos ke mushalla tanpa melepas sepatu, kemudian memukuli mahasiswa di dalamnya dengan pentungan – lebih kejam dari memperlakukan pelaku kriminal.

Peristiwa itu terjadi di sebuah mushalla di kawasan RRI , Riau, Selasa sore (25 November), ketika Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pekanbaru berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dan rencana kedatangan Presiden RI Joko Widodo.

Terkait peristiwa brutal dan masuk mushalla tanpa melepas sepatu, Kapolresta Pekanbaru, Kombes Polisi Robert Harianto Watratan mengatakan kepada Pekanbaru Pos, anak buahnya terpaksa membubarkan paksa aksi mahasiswa karena tidak mengantongi izin.

Perihal penerobosan yang dilakukan polisi ke dalam mushalla, Robert berdalih, hal itu dilakukan setelah mahasiswa tidak juga kunjung mau bubar. ”Kami sudah memberikan kesempatan mereka untuk shalat. Setelahnya kami minta mereka membubarkan diri, tapi mereka tidak juga keluar-keluar, maka kami bubarkan paksa.”

Menurut Robert, itu adalah satu-satunya solusi.

 

Mahasiswa Universitas Riau berlindung di dalam mushallah RRI. (Foto: jpnn.com)
Mahasiswa Universitas Riau berlindung di dalam mushallah RRI. (Foto: jpnn.com)

Kesaksian mahasiswa

Namun apa yang dikatakan Robert bertolak belakang dengan kesaksian para mahasiswa yang jadi korban.

“Mushalla yg merupakan tempat paling aman, dinjak-injak oleh manusia berseragam itu. Bahkan, jamaah yang sedang shalat dan berdoa-pun tak luput dari pukulan,” demikian tulis mahasiswa Riau di Facebook dengan akun “Kabinet Biru Langit” Universitas Riau.

Ien Suyeni, mahasiswa Universitas Riau sekaligus saksi mata juga turut membeberkan kronologi melalui akun Facebook pribadinya:

“- Setelah mahasiswa menggelar aksi damai dilanjutkan dengan shalat bersama yg tempatnya masih didalam RRI”

– Pukul 16.30 mahasiswa akan bergerak meninggalkan lokasi aksi, di saat bersamaan massa aksi yang lain datang untuk bergabung

– Bahwa Kabag. Ops. Kompol Manurung memerintahkan anggotanya bersiaga padahal massa sudah mulai akan meninggalkan lokasi

– Kapolresta dan Kabag Ops menghadang mahasiswa dan mencoba memprovokatori mahasiswa untuk bubar

– Saat bersamaan tiba-tiba Kabag. Ops menyerang mahasiswa dan diikuti seluruh aparat kepolisian bersenjatakan rotan.

– Tidak ada perlawanan sedikitpun yang dilakukan oleh mahasiswa. Tetapi aparat terus menyerang bahkan sampai kedalam tempat ibadah umat muslim.

– Akibat tindakan ini 34 mahasiswa luka-luka. 6 orang sempat dirawat di RS Ibnu Sina dan RS  Unri.”

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Polisi Robert Harianto Watratan membela tindakan personilnya. (Foto: file seriau.com)
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Polisi Robert Harianto Watratan membela tindakan personilnya. (Foto: file seriau.com)

Mahasiswa Riau lainnya, Suheri, membantah tudingan Robert bahwa mereka tidak memiliki izin berdemo.

“Kami punya izin untuk demonstrasi ini. Tapi, ketika mau pulang kami diprovokasi dan kawan-kawan saya kemudian dikejar sampai masuk mushalla,” kata Suheri.

Pihaknya akan melapor ke Polda Riau terkait tindakan brutal aparat itu. “Kalau tidak ditanggapi kami akan melapor ke Komnas HAM,” kata Suheri.

 

Cuitan di Twitter, polisi disamakan dengan teroris Israel

Foto penyerangan polisi kepada para mahasiswa di dalam mushalla di Pekanbaru, menyebar di media sosial. Hal ini pun membuat geram warga dunia maya.

Akun ‏@iwan_ideas menyatakan, “Kepada @DivHumasPolri, mohon segera diusut & ditindak para aparat yg bersikap arogan di dlm rumah ibadah spt ini.”

Sementara yang lain, ‏@AntiLiberalNews menyebut, “Biadab Layaknya Teroris “Israel”, Polisi Pukuli Mahasiswa Sampai Masuk Mushalla”.

Sementara ‏@eae18 “Jadi injak-injak mushalla itu sikap toleran ya karena para polisi itu mengamankan JKW. Oke deh. Makasih”

‏ @maspiyungan: Injak-injak Mushola] MUI Riau: Polisi Harus Minta Maaf Kepada Umat Islam,”.‏ @kang_nugo “represif betul ni polisi era jokowi”.

Tidak ada alasan apa pun

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pun turut bersuara menyikapi tindakan Kepolisian Pekanbaru itu. ”Tindakan itu sudah sangat menghina rumah ibadah. Sangat tidak dibenarkan,” kata Wakil Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin di Jakarta, Rabu (26 November).

Ma’ruf  meminta Kapolda Riau berani bersikap tegas dengan memberi teguran dan sanksi pada oknum personilnya bila terbukti melakukan tindakan kekerasan di dalam rumah ibadah.

”Oknum-oknumnya harus diberi sanksi sebagai pelajaran. Karena mereka tidak mengindahkan tata tertib dalam rumah ibadah,” tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama ini.

Menurutnya, tidak ada alasan apa pun sebagai pembenaran, ada pihak yang masuk rumah ibadah masih dengan menggunakan alas kaki. Ditambah pula dalam pemberitaan, polisi memukuli mahasiswa dan melakukan kekerasan di dalam tempat ibadah tersebut.

”Harusnya mereka patuh tata tertib. Kalau mau nangkap, kan bisa pakai cara lain. Tidak dengan cara seperti itu. Kami akan minta MUI daerah mengecek kasus ini ke Polda Riau. Kita minta kasus ini ditindaklanjuti,” kata Ma’ruf. (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Disari dari berbagai sumber

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0