Nablus, 6 Syawal 1434/13 Agustus 2013 (MINA) – Penyelundupan sperma tahanan Palestina dan Arab yang masih di penjara-penjara Israel untuk melestarikan keturunan mujahid akhirnya membuahkan hasil dengan lahirnya bayi ketiga dari hasil inseminasi buatan.
Salam Nazzal, istri tahanan Palestina asal Yordania Sharif, melahirkan bayi laki-laki pada Senin (12/8) di Nablus, sebelah utara Tepi Barat Palestina. Bayi laki-laki itu menjadi bayi ketiga yang dikandung menggunakan sperma yang diselundupkan dari penjara Israel.
Bayi laki-laki yang diberi nama seperti nama ayahnya Sharif memiliki berat 1,9 kg dan lahir di Razan Medical Center, Nablus.
Direktur umum klinik juga seorang dokter spesialis urologi, Dr Salem Khaizaran mengatakan bayi Sharif dalam kondisi sehat dan dia menganggap sebagai “duta kebebasan.”
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Nazzal Sharif dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh Israel, dan sudah menjalani hukuman selama tujuh tahun.
Sementara pada akhir Juli 2013 lalu, Lida Al-Rimawi melahirkan bayi laki-laki sehat dengan berat 2,8 kg di tempat yang sama, Razan Medical Center.
Bayi bernama Majd dikandung di klinik kesehatan Razan dengan menggunakan sperma yang diselundupkan dari suaminya yang masih di tahan di dipenjara Israel, dalam kelahiran seperti kedua peristiwa kelahiran dari jenisnya.
Tahun lalu, istri tahana Palestina yang masih berada di penjara Israel, Dalal Rabayaa, 31, melahirkan bayi laki-laki di Razan Medical Center.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Dia menolak untuk memberikan rincian tentang bagaimana sperma diselundupkan, mengutip kekhawatiran keamanan. “Keberhasilan ini didedikasikan untuk rakyat Palestina, yaitu tahanan dan keluarga mereka,” katanya pada saat itu.
Menurut salah satu sumber, cara menyembunyikan sperma tahanan Palestina melalui botol yang diselipkan di dalam kain seorang pengunjung penjara. Agar awet, sampel itu segera diantarkan ke klinik terdekat untuk dimasukkan lemari pendingin. Dilanjutkan dengan distribusi menuju klinik inseminasi yang ditempuh sekitar empat jam.
Sperma yang dijadikan sampel tidak boleh lebih dari 4 jam, karena akan banyak terkontaminasi oleh virus dan akan beresiko calon janin terinfeksi berbagai macam penyakit.
Dari sisi medis, Dr. Jennifer Kulp Makarov dari Maimonides Medical Center, New York mengungkapkan, pembuahan dengan sperma yang diawetkan mungkin saja terjadi. Pasalnya, di setiap sampel diperkirakan ada sekitar 40 juta sperma. Sedangkan proses inseminasi hanya membutuhkan beberapa sperma sehat.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Pusat Dukungan dan Hak Asasi Manusia (HAM) khusus Tahanan Palestina, Addameer melaporkan, hingga catatan Juli 2013, sekitar 5071 warga Palestina masih berada di dalam penjara-penjara Israel tanpa tuduhan dan dakwaan yang jelas. Termasuk dalam tahanan itu ada sembilan anggota parlemen aktif yang merupakan tahanan administratif.
Akibat tindakan penangkapan sewenang-wenang Israel terhadap warga Palestina terutama pejuang perlawanan diikuti masa penahanan yang panjang. Sementara sejumlah istri mereka berkeinginan untuk hamil meskipun suami dalam kondisi ditahan, bahkan dalam jangka waktu lama.
Kondisi semakin sulit saat Israel melarang kunjungan keluarga pada tahanan-tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
Pada Februari 2013, puluhan sperma tahanan Palestina diselundupkan untuk membuahi para istrinya. Sumber medis Palestina melaporkan, saat ini, 16 wanita yang berhasil hamil melalui inseminasi buatan oleh sperma suami mereka yang berhasil diselundupkan dari penjara-penjara Israel. (T/P02/P012)
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza