Teheran, 25 Muharram 1438/26 Oktober 2016 (MINA) – Tim Futsal Perempuan Rusia harus berjilbab dalam pertandingan eshkibisi menghadapi tim Iran, di Teheran, beberapa waktu lalu.
“Kami katakan kepada mereka bahwa tim kami mengenakan jilbab,” kata Aleksandr Kochetkov, direktur eksekutif klub futsal Rusia.
“Kami memainkan dua pertandingan persahabatan di Iran, dan kedua tim harus bermain dengan berjilbab,” lanjutnya pada RT.com, yang dikutip Kantor Berita Islam MINA.
Ia menambahkan, tim futsal Rusia menikmati hubungan persahabatan yang sangat dekat dengan tim Iran.
Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga
“Mereka adalah tim futsal terkemuka di Asia, mereka adalah tim yang sangat kuat,” tutur Kochetkov.
Menurutnya, timnya mengenakan jilbab adalah untuk menghormati agama Islam.
Dalam pertandingan eksibisi itu, Rusia bermain 3-3 pada penampilan pertama, dan menang 5-3 pada pertandingan kedua.
Pakaian jilbab telah menjadi pakaian wajib bagi wanita di Iran sejak Revolusi tahun 1979, dengan ancaman penangkapan, denda atau teguran jika mereka menolak untuk mematuhinya. Termasuk dalam cabang-cabang olahraga dan pentas budaya di Iran.
Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri
Bahkan atlet terkemuka Iran, Alizadeh, wanita berjilbab, baru saja menorehkan sejarah baru sebagai menjadi atlet perempuan pertama Iran yang mampu mempersembahkan medali perunggu dari cabang olah raga taekwondo kelas 57 kg pada Olimpade Rio de Janeiro Agustus 2016 lalu.
Awal Oktober kemarin, Kejuaraan Catur Dunia FIDE dilaksanakan di ibukota Iran Teheran, dan semua peserta diwajibkan mengenakan jilbab selama pertandingan.
Keputusan itu sempat mengundang reaksi dari para grandmaster terkemuka, seperti juara AS Nazi Paikidze, sehingga ia memboikot kejuaraan tersebut. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak