Istanbul, MINA – Sebuah tim penyelidik Turki menggeledah konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk kedua kalinya sebagai bagian dari penyelidikan atas hilangnya wartawan terkemuka Saudi, Jamal Khashoggi, menurut seorang koresponden AFP.
Polisi Turki hari Rabu (17/10) juga melakukan pencarian di kediaman konsul Saudi untuk Istanbul, Mohammed Al-Otaibi, sehari setelah ia terbang keluar dari Istanbul menuju Riyadh, demikian The New Arab melaporkan.
Khashoggi, mantan orang dalam pemerintah yang menjadi kritis terhadap putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menulis artikel untuk Washington Post. Dia belum terlihat sejak masuk ke konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Para pejabat Turki mengatakan bahwa mereka yakin Khashoggi dibunuh di sana meskipun belum dikonfirmasi oleh pemerintah Arab Saudi.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Sekitar jam 4:40 sore waktu Turki, tim yang terdiri dari belasan polisi dan jaksa, termasuk ahli forensik, memasuki kediaman konsul yang berada di konsulat, menurut media Turki.
Para peneliti memeriksa kebun dan beberapa yang bisa dilihat di atap gedung. Sebuah pesawat tak berawak juga digunakan di atas gedung itu, menurut seorang wartawan AFP di tempat kejadian.
Para peneliti meninggalkan kediaman konsul sekitar pukul 01.30 pagi, tetapi beberapa dari mereka menuju ke konsulat untuk melakukan pencarian yang berlanjut hingga dini hari Kamis (18/10).
Polisi Turki sebelumnya pada Senin malam melakukan pencarian delapan jam di konsulat, mengambil sampel tanah dan DNA.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Pada hari Rabu, rincian suram muncul tentang dugaan nasib Khashoggi di dalam konsulat. Menurut harian Turki yang mengklaim telah memperoleh rekaman dari konsulat, Khashoggi disiksa dan dimutilasi.
Otoritas Turki mengatakan, dia dibunuh oleh tim khusus dari 15 pejabat Saudi yang terbang ke Istanbul di hari Khashoggi tiba di konsulat.
Washington Post pada Selasa (16/10) malam, menerbitkan scan paspor para tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan wartawan itu, sementara laporan lain memerinci hubungan erat antara tersangka dan putra mahkota Saudi yang dituduh memerintahkan pembunuhan itu.
Namun, penyiar Al-Arabiya Arab Saudi mengklaim 15 orang itu adalah “turis”. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)