Jenewa, MINA – Laporan tim penyidik PBB mengatakan, semua pihak yang terlibat dalam perang berdarah mungkin bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di Yaman.
“Semua pihak dalam konflik berdarah Yaman mungkin telah melakukan kejahatan perang yang melibatkan serangan udara mematikan, kekerasan seksual merajalela, dan perekrutan tentara anak-anak,” bunyi laporan PBB dari markas di Jenewa, Selasa (28/8/2018).
Dilaporkan Al-Jazeera, sebuah tim penyelidik yang ditugaskan PBB mengatakan dalam sebuah laporan bahwa “alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa pihak-pihak dalam konflik bersenjata di Yaman telah melakukan sejumlah besar pelanggaran hukum kemanusiaan internasional”.
Banyak dari pelanggaran ini dapat menjadi “kejahatan perang”, kata laporan itu.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Laporan mengacu pada penahanan sewenang-wenang yang luas, perkosaan, penyiksaan dan perekrutan anak-anak semuda delapan tahun untuk bertempur.
Kamel Jendoubi, yang mengepalai tim PBB, mengatakan para penyelidik telah mengidentifikasi sejumlah pelaku yang diduga.
“Daftar rahasia orang-orang ini akan dipresentasikan kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia”, katanya.
Laporan yang memberatkan mengatakan, serangan udara oleh koalisi militer Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menyebabkan korban sipil paling langsung dalam perang, dan blokade pelabuhan Yaman dan wilayah udara mungkin telah melanggar hukum humaniter internasional.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Aliansi pimpinan Saudi, yang telah berperang dengan kelompok bersenjata Houthi sejak Maret 2015, telah berulang kali membantah tuduhan kejahatan perang, dan mengklaim serangannya tidak ditujukan pada warga sipil.
Menteri Urusan Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengatakan laporan itu layak mendapat tanggapan.”Kami harus meninjau dan menanggapi laporan para ahli PBB,” kata Gargash dalam tweet.
“Koalisi memenuhi perannya dalam merebut kembali negara Yaman dan mengamankan masa depan kawasan itu dari campur tangan Iran,” ujarnya.
Data yang dikumpulkan oleh Al-Jazeera dan Proyek Data Yaman telah menemukan, hampir sepertiga dari 16.000 serangan udara yang dilakukan di negara itu telah menghantam situs non-militer.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Serangan itu telah menargetkan tempat pernikahan, rumah sakit, sumber air dan pembangkit listrik, membunuh dan melukai ribuan lainnya.
Badan amal Save the Children memperkirakan bahwa rata-rata 130 anak meninggal setiap hari karena kelaparan dan penyakit ekstrim, akibat krisis yang ditimbulkan oleh konflik.
Dan menurut PBB, setidaknya 10.000 orang telah tewas sejak awal konflik. Namun, analis mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan lebih tinggi.
PBB menggambarkan situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agencvy (MINA)