Subang, 22 Rabi’ul Awwal 1435/24 Januari 2014 (MINA) –Kelompok Relawan ACT untuk kedua kalinya mengirim Tim Rescue (DERM dan MRI) ke kota Pamanukan dan sekitarnya, sejak Rabu (23/1), tengah malam pukul 00.15 WIB, karena kota Pamanukan dan sekitarnya masih walau banjir sudah surut, namun pengungsi belum kembali ke rumah.
“Sudah surut dari banjir setinggi 3 meter sebelumnya, namun rumah penduduk masih tergenang air rata-rata setinggi sekitar 1 meter, karena itu penduduk masih ada di tempat-tempat poengungsian,” ujar Cucum, Komandan Tim Rescue Banjir, Jumat, di Subang.
Ia mengingatkan, masyarakat di Pamanukan dan sekitarnya masih harus terus waspada, karena masih ada kemungkinan air meluap lagi (banjir) sebab sampai saat ini cuaca masih belum ada perubahan.
Cucum mengatakan, beberapa hari sebelumnya tinggi air di tempat kontrol ketinggian air sungai Cipunagara mencapai 7 meter, namun saat ini sudah surut menjadi 4 meter. Masih ada kemungkinan akan naik lagi, ditambah pula dengan bahaya akibat banyaknya tanggul yang jebol di bantaran sungai Cipunagara.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Eni Erliani (50), Guru SLB PGRI Karya Winaya, menuturkan, belum mulai mengajar karena sekolahnya masih tergenang air.
“Aktifitas di Pamanukan sampai saat ini nyaris lumpuh, seluruh sekolah sejak Sabtu mulai awal banjir, sampai saat ini masih diliburkan, sebagian kantor-kantor dan tempat usaha tutup, namun sudah ada yang mulai buka seperti beberapa bank dan kedai.
Ibu guru, Eni, mengatakan, banjir terparah di daerah Pamanukan dan sekitarnya, adalah di daerah Kampung Gede, di mana rumah warga pada umumnya terendam sampai atap.
Sebagian besar warga Pamanukan korban banjir saat ini masih bertahan di pengungsian, karena meskipun surut namun air masih menggenangi rumah mereka sekitar 1 meter.“Para pengungsi tersebar di fly over, kantor kecamatan, masjid, dan rumah penduduk yang mempunyai loteng. Mereka masih sangat membutuhkan bantuan, baik logistik (makanan siap saji, mie instan, makanan ringan, air mineral), maupun pakaian layak pakai, tikar, dan kebutuhan lainnya.” kata Cucum.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
“Di Subang harga-harga terutama sembako sekarang mahal. Demikian juga harga lilin. Karena seluruh aliran listrik mati, maka lilin sangat dibutuhkan masyarakat, lilin yang harga biasanya Rp. 8.000, sekarang naik menjadi Rp. 20.000,” keluh Eni.
Tim ACT sudah mendirikan posko, lalu melakukan assessment dan pemetaan. “Sekarang tim kita sedang mengadakan pemetaan situasi dan kondisi ke beberapa tempat yang akan menjadi prioritas penanganan, setelah itu kita akan kumpul lagi, kemudian kita akan membicarakan agenda yang menjadi skala prioritas kami,”tuturnya.
Rencananya selesai assessment, Tim ACT akan menyalurkan logistik dan kebutuhan pengungsi lainnnya, ke tempat yang sangat membutuhkan. (T/P012/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.