Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titip Shalawat untuk Nabi SAW

Ali Farkhan Tsani - Senin, 12 Desember 2016 - 19:31 WIB

Senin, 12 Desember 2016 - 19:31 WIB

1014 Views

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA

Salah satu wujud kecintaan kita sebagai Muslim terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah dengan membaca shalawat untuknya.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Hal ini seperti Allah perintahkan di dalam ayat:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰٓٮِٕڪَتَهُ ۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۚ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا (٥٦

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab [33]: 56).

pada ayat ini, Allah memuji beliau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di hadapan para malaikat, karena Allah cinta kepada Rasul. Para malaikat pun memuji Rasul serta mendoakannya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Demikian juga orang-orang beriman, yang mengikuti Allah dan para malaikat-Nya turut memuji Rasul dengan menitipkan shalawat serta salam kepada rasul.

Ini adalah bentuk pemuliaan, penghormatan dan kecintaan kita terhadap Rasul.

Ucapan shalawat dan salam yang terbaik adalah seperti yang beliau ajarkan kepada para sahabatnya, yaitu yang biasa kita baca dalam tasyahud.

Bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperintahkan dalam setiap waktu, terutama sekali ketika nama beliau disebut, dalam shalat setelah tasyahhud, takbir kedua dalam shalat janazah, masuk dan keluar masjid, dalam qunut witir, pada siang dan malam Jum’at, setelah mendengar azan, dalam dzikr pagi dan petang, dan sebelum berdoa, dan duduk di suatu majelis. Demikian pula dalam khutbah dan mukaddimah.

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Sebagian mufassir (ahli tafsir) pun sepakat bahwa bershalawat adalah kewajiban dan merupakan syarat terkabulnya doa.

Ucapan Shalawat

Dalam salah satu riwayat dikatakan bahwa seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu bertanya, “Ya Rasulallah, kami telah mengetahui salam kepadamu, maka bagaimana cara bershalawat kepadamu?” Beliau menjawab, ‘Katakanlah:

اللهمّ صلِّ على محمّد وعلى آل محمّد، كما صلّيت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللّهمّ بارك على محمّد وعلى آل محمّد، كما باركت على إبراهيم إنك حميد مجيد

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Artinya: “Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.’”

Pada hadits lain juga disebutkan dalam kalimat lain:

اللّهم صلِّ على محمّد وعلى آل محمّد

Artinya: “Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.”

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

Keutamaan Membaca Shalawat

Ada beberapa keutamaan kita membaca shalawat untuk Nabi, di antaranya:
Pertama, dengan membaca shalawat dapat dikabulkan doa.

Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah Azza wa Jalla dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi . Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).

Dalam hadis yang lain disebutkan, yang artinya, “Setiap doa akan terhalang (untuk dikabulkan) hingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.” (HR Ath-Thabrani).

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Kedua, dijanjikan pahala berlipat. Rasuullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda, yang maknanya, “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Ketiga, diangkat derajatnya. Pada suatu pagi Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam tampak bahagia yang terlihat dari kecerahan wajahnya. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pagi ini engkau tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahmu.” Beliau bersabda, “Memang benar. Semalam aku ditemui oleh seorang utusan Tuhanku Yang Maha Agung. Dia berkata, ‘Barangsiapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula’.” (HR Ahmad).

Keempat, dikumpulkan di surga bersama Nabi. Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR At-Tirmidzi).

Kelima, mendapatkan syafaat Nabi. Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat.” (HR Muslim).

Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti

Sebaliknya, janganlah kita tergolong orang yang kurang terpuji akibat malas membaca shalawat kepada Nabi.

Seperti disebutkan di dalam hadits, yang artinya, “Empat perbuatan yang termasuk perbuatan tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri. (2) Seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat. (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin. (4) Seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR Al-Bazzar dan Ath-Tabhrani)

Karena itu, marilah kita senantiasa membaca dan memperbanyak bacaan shalawat kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam. (P4/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Indonesia
Tausiyah