Toko Busana Muslim Pertama Dibuka di Limerick, Irlandia

Foto: IINA News
Foto: IINA News

Limerick, 8 Rabi’ul Akhir 1437/18 Januari 2016 (MINA) – Dengan kian bertambahnya populasi Muslim di Limerick, seorang pria Bangladesh membuka toko pakaian Islam pertama di kota tersebut, IINA News melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Foysal Khan, yang juga asisten peneliti di bidang fisika dan energi di Universitas Limerick, membuka toko di Henry Street, Limerick. Tokonya diberi nama Al Hayaa, yang berarti ‘kesederhanaan’, sebagai upaya memenuhi kebutuhan warga Muslim yang meningkat di Mid-West.

Diperkirakan sekitar 2.000 Muslim tinggal di Limerick, dari sekitar 49.000 Muslim di seluruh Irlandia, dengan empat masjid lokal di Pennywell, Windmill Street, O’Connell Street dan di Dooradoyle.

“Di Dublin Anda dapat berbelanja di beberapa toko dengan makanan dan pakaian bagi orang-orang Muslim, tetapi tidak sepenuhnya bagi umat Islam. Pada saat ini kami tidak melakukan persaingan,  tetapi kami ingin menawarkan pakaian berkualitas dengan harga yang wajar dan murah, ” katanya kepada Limerick  Leader .

Khan, yang pindah ke Limerick delapan tahun silam untuk memulai studinya, mengatakan ia menyaksikan Limerick sebagai tempat yang  “hangat, ramah dan bersahabat”. Namun, ia mengungkapkan ia telah dicap “teroris” di jalan-jalan kota, terutama bertepatan serangan teroris di Paris November lalu dan Januari. Dikatakannya ia lebih menyukai lebih banyak interaksi antara komunitas yang berbeda untuk mengakhiri kesalahpahaman seputar Islam.

“Apa yang Anda lihat di TV atau di media adalah kebalikan sepenuhnya dengan apa yang ada di kitab suci saya (Al-Qur’an) dan iman saya, jadi bagaimana seorang Muslim bisa melakukan hal-hal seperti itu?” Untuk menghadapi persepsi yang salah tentang Islam, ia mengatakan ia membagikan selebaran di ‘Apa itu Islam?’, di O’Connell Street, hanya untuk orang-orang dengan sengaja dan berulang kali menentang sikapnya.

“Lain kali seseorang meludahi saya sambil berkata ‘Kau teroris, keluar dari negara ini’. Tetapi aku tidak benar-benar bereaksi, karena Islam mengajarkan kita toleransi. Populasi Muslim telah menjadi lebih rentan. Tetapi orang-orang yang menghina kita sedikit jumlahnya. Tuduhan mereka palsu. Saya di sini hampir 10 tahun dan itu terasa seperti di rumah sendiri sekarang.”

Istri Khan, dari Pakistan, yang ingin dikenal hanya sebagai Ibu Khan, mengelola toko ketika sang suami bekerja di UL, atau saat  menunai shalat, lima kali sehari di mesjid.

Khan mengatakan mereka terinspirasi untuk membangun bisnis, karena Muslim setempat tidak bisa menemukan pilihan yang baik dan cocok untuk busana mereka di Irlandia. “Saya harus menelepon ibu saya di Pakistan untuk mengirim saya pakaian, atau menemukan sesuatu secara online, tetapi sebagian besar pakaian tersebut lebih mahal,” jelasnya.

Tokonya menjual sajadah, kitabAl-Qur’an, buku-buku Islam lainnya, serta pakaian tradisional untuk pria, wanita dan anak-anak, termasuk jilbab dan gamis atau jubah. Busana tersebut diimpor dari Arab Saudi dan Inggris. (T/AE/R07)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)