Jakarta, MINA – Tokoh Hamas, Syeikh Abdurrahman Yusuf Al-Jamal, mengatakan mundurnya Avigdor Lieberman dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan Israel merupakan kekalahan bagi Israel karena gagal mewujudkan rencana membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah.
“Kemundurannya adalah kekalahan bagi Israel. Dia yang dulu pernah berjanji membunuh Ismail Haniyah dalam tempo 48 jam jika menjabat menteri pertahanan Israel. Namun kini ia mundur dan pergi dari pemerintahan Israel. Sedangkan pemimpin kami Ismail Haniyah masih hidup,” terang Abdurrahman kepada wartawan MINA, Kamis (15/11), melalui sambungan telepon.
Menurutnya langkah Lieberman mundur dari jabatan tersebut bisa jadi untuk mengamankan kesempatannya meraih kemenangan pada pemilu kelak.
“Dia tidak senang dengan pemerintahan Netanyahu. Ia nyatakan di depan warga Zionis, di depan para penjajah ketidaksenangan itu untuk meraih dukungan dari mereka saat pemilu nanti,” ujarnya.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Ketua Komisi Pendidikan dan Sosial di Parlemen Palestina menungkapkan syukurnya dengan kekalahan Israel dalam operasi militer selama dua hari yang dimulai Ahad (11/11) lalu. Ia mengatakan gencatan senjata adalah kekalahan bagi Lieberman, kekalahan bagi Netanyahu dan juga kekalahan bagi Israel.
Anggota Knesset Israel Merav Michaeli dalam cuitannya di akun twitter miliknya, Rabu (14/11), menyebut Lieberaman pernah berjanji dua tahun sebelumnya akan membunuh Ismail Haniyah dalam tempo 48 jam. Namun, lanjutnya, kini Haniyah masih ada sedangkan Lieberman pergi.
“Kemunduran Lieberman dan hidupnya Haniyah adalah kegagalan besar politik Israel,” ujarnya.
Bahkan dia juga menuntut Netanyahu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Israel usai Lieberman menyatakan mundur.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Sejumlah media Palestina menyebut Lieberman pada Maret 2017 pernah mengancam menangkap Ismail Haniyah 24 jam setelah ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel. Lalu beberapa bulan kemudian saat ia menduduki jabatan tersebut ia berjanji membunuh Haniyah dalam tempo 48 jam. (L/RA 02/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza