Tony Blair Tetap Jaga Hubungan Baik dengan Pangeran Salman

Landon, MINA – Tony Blair, mantan  Perdana Menteri Inggris, menolak seruan untuk mengakhiri kerjasama dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman meskipun ada tuduhan bahwa pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi terkait dengan Putra Mahkota itu.

MEMO yang dikutip MINA, Selasa (30/10), mengungkapkan, dalam Akun yang diterbitkan September lalu oleh Tony Blair Institute diumumkan, Blair telah menerima sumbangan hingga 12 juta dolar AS dari Arab Saudi untukmendukung program modernisasi kerajaan itu yang dimotori Putra Mahkota.

Perjanjian itu dikatakan sebagai kesepakatan besar pertama yang melibatkan Tony Blair Institute, yang didirikan Blair pada 2016.

Seruan pada Blair untuk mengakhiri kerjasama dengan Mohammed Bin Salman makin merebak sesudah pembunuhan wartawan Washington Post awal Oktober ini di konsulat Saudi di Istanbul, dan karena agresi Arab Saudi dalam perang di Yaman yang makin banyak minta korban.

“Kegigihan Blair mempertahankan hubungan keuangannya dengan pemerintah Saudi membuatnya “terlibat” dalam kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Saudi,” tutur  Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Lloyd Russell Moyle, kepada Business Insider.

Juru bicara untuk Blair Institute mengatakan kepada Business Insider: “Kami tidak memiliki keterangan apa pun  untuk menambah apa yang telah dikatakan Blair sebelumnya.”

Blair telah menyatakan keprihatinan atas kasus Khashoggi awal Oktober ini. Dia mengatakan, “masalah pembunuhan Khashoggi harus diselesaikan karena jika tidak berjalan sebagaimana seharusnya adalah bertentangan dengan proses modernisasi”.

Sebuah sumber yang dekat dengan Blair , mengatakan mantan PM itu “mengikuti peristiwa-peristiwa terkait Arab Saudi dengan seksama” .

Berbeda dengan Blair, pemimpin Partai Buruh saat ini Jeremy Corbyn telah meminta para pemimpin Barat untuk memutuskan hubungan dengan Arab Saudi sebagai tanggapan atas pembunuhan Khashoggi. (T/R03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)