Tsunami Selat Sunda: 431 Orang Meninggal, 46.646 Mengungsi

Jakarta, MINA – Hingga hari ketujuh pasca tsunami yang melanda sebagian pesisir pantai Selat Sunda pada 22 Desember lalu, per Sabtu (29/12) pukul 17.00 WIB mencatat 431 orang meninggal dunia, 7.200 luka-luka, 15 hilang, dan 46.646 mengungsi.

Sementata untuk kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas publik. 

“Korban dan kerusakan material ini  berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima MINA di Jakarta, Sabtu.

Sutopo mengatakan, jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di . Tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi. Kondisi pengungsi masih memerlukan bantuan.

“Pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar seperti permakanan, air bersih, MCK, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya. Bantuan logistik terus dikirim namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di daerah Sumur,” katanya.

Sementara data korban di Kabupaten Serang, tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi. Di Lampung Selatan tercatat 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang dan 7.880 orang mengungsi.

Sedangkan di Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka dan 231 orang mengungsi, dan di Tanggamus 1 orang meninggal dunia dan 1.000 orang mengungsi.

“Jumlah pengungsi pada malam hari sering lebih banyak daripada siang. Sebab pada siang hari sebagian pengungsi bekerja atau kembali ke rumahnya, pada malam hari kembali ke tempat pengungsian,” kata Sutopo.

Ia mengungkapkan, untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, maka dikerahkan 31 alat berat berupa 9 unit excavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck. Tiga helicopter dikerahkan untuk mengirim logistic dari udara.

Masing-masing kepala daerah telah menetapkan masa tanggap darurat di empat daerahnya yaitu Kabupaten Pandeglang dan Serang ditetapkan sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Lampung Selatan ditetapkan sejak 23 Desember 2018 hingga 29 Desember 2018, dan Provinsi Banten sejak 27 Desember 2018 hingga 9 Januari 2018.

“Kemungkinan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan diperpanjang mengingat masih banyak korban yang perlu ditangani dan kebutuhan darurat masih diperlukan untuk kemudahan akses dalam penanganan bencana,” kata Sutopo. (L/R06/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.