Turki-Israel Umumkan Kemajuan Hubungan Diplomatik

Ankara, 2 Rajab 1437/9 April 2016 (MINA) – Kementerian Luar Negeri menyatakan pada hari Jumat (8/4) bahwa Turki dan telah membuat kemajuan ke arah pemulihan hubungan antara kedua negara pada pertemuan yang diadakan di London, dan mengumumkan bahwa kesepakatan diharapkan akan diselesaikan pada pertemuan berikutnya.

Menurut pernyataan, Wakil Menteri Luar Negeri Feridun Sinirlioğlu, Utusan Khusus Perdana Menteri Israel Joseph Ciechanover dan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Jacob Nagel menghadiri pertemuan di London, Kamis (7/4), Daily Sabah melaporkan.

Sinirlioğlu sebelumnya telah bertemu Direktur Umum Kementerian Luar Negeri Israel Dore Emas di Roma pada bulan Juni 2015 dalam upaya untuk menormalkan hubungan diplomatic kedua negara.

Surat kabar Haaretz di Israel juga melaporkan bahwa pembicaraan Israel dan Turki di London berlangsung cukup baik. Ada kemajuan konkrit dalam memulihkan hubungan bilateral, setelah lama terhenti, sejak insiden serangan Mavi Marmara tahun 2010 lalu.

Para pejabat Turki dan Israel pertama kali bertemu  bulan Desember 2015 dan mencapai kesepakatan awal untuk menormalkan hubungan diplomatik, termasuk kembalinya duta besar untuk kedua Negara. Pertemuan berlangsung setelah Israel setuju untuk membayar denda 20 juta dolar AS (sekitar Rp262 miliar) sebagai ganti rugi kepada keluarga korban dari serangan Mavi Marmara.

Selama pertemuan di awal Februari 2016, para pejabat Turki dan Israel juga telah membahas pelonggaran blokade Israel atas Gaza, sebagai pembicaran awal memulai kembali hubungan Tel Aviv dengan Ankara.

Ankara menegaskan bahwa hubungan dengan Israel tidak dapat dinormalkan kecuali dengan mengakhiri blokade Gaza dan kompensasi atas kematian warga sipil di Mavi Marmara oleh Israel.

Krisis diplomatik antara Turki dan Israel terjadi setelah peristiwa Mei 2010 ketika pasukan komando Israel menghadang kapal kemanusiaan Mavi Marmara di perairan internasional, kapal sipil membawa bantuan kemanusiaan untuk membuka blokade Israel di Jalur Gaza. Serangan mengakibatkan kematian sembilan warga sipil, seorang warga Amerika dan delapan warga Turki.

Pemerintah Israel mengambil langkah pertama menuju pemulihan hubungan kedua negara pada 24 Maret 2013, ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta maaf atas kesalahan penanganan penembakan Mavi Marmara. Namun pertemuan kembali tertutup karena pemilu di Turki dan serangan Israel ke jalur Gaza pada tahun 2014.

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pekan lalu, Presiden Erdogan menerima delegasi khusus anggota dari asosiasi Yahudi di AS. Dalam pertemuan tersebut, Erdogan menekankan perlunya kerja sama melawan anti-Semitisme dan Islamofobia di Barat.

Erdogan juga menyebutkan telah melakukan kontak telepon dengan Presiden Israel Reuven Rivlin. Sumber presiden lebih lanjut juga menambahkan bahwa perwakilan dari asosiasi Yahudi AS menyatakan terima kasih kepada Turki atas penanganan korban warga Israel dalm aksi bom bunuh diri di Istanbul bulan lalu. (P4/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.