Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turki Kecam Kebijakan Stadar Ganda AS terkait Terorisme

Syauqi S - Selasa, 5 November 2019 - 10:28 WIB

Selasa, 5 November 2019 - 10:28 WIB

4 Views ㅤ

Ilustrasi: Kementerian Luar Negeri Turki. (Foto file - Anadolu Agency)

Ankara, MINA – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) tidak menyebut kelompok YPG/PYD dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) sebagai organisasi teroris dalam laporan terorisme terbarunya.

“Laporan terorisme tersebut adalah salah satu contoh yang paling jelas dari pendekatan standar ganda AS,” ujar kabinet presiden Turki pada Senin (4/11).

Kabinet mengkritik “Country Reports on Terrorism 2018” yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (1/11). Demikian Anadolu Agency melaporkan.

Kabinet mengatakan bersamaan dengan keamanan perbatasannya, Turki melanjutkan perjuangan melawan teroris untuk perdamaian dan masa depan semua negara sahabatnya, khususnya aliansi NATO.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

“Namun, YPG, cabang Suriah kelompok teror PKK, dan PYD, sayap politiknya, serta FETO, kelompok di balik upaya kudeta yang dikalahkan 2016, tidak disebutkan dalam Laporan Terorisme 2018, yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS. Sikap itu adalah salah satu contoh yang paling jelas dari pendekatan standar ganda pada organisasi teroris,” kata pernyataan itu.

“Turki dengan tegas akan terus memerangi semua organisasi teroris terutama PYD dan FETO, serta PKK dan Daesh (ISIS),” tambahnya.

Pernyataan itu menekankan ada beberapa negara di dunia seperti Turki yang menjadi korban serangan teror dan mereka telah berhasil dengan secara efektif memerangi organisasi teroris.

“Dalam beberapa tahun terakhir, krisis kemanusiaan di Suriah telah menyebabkan pembentukan kelompok teror lain YPG, cabang Suriah dari PKK, serta Daesh (ISIS) di wilayah kami,” tambahnya.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Mengacu pada Operation Euphrates Shield, Operation Olive Branch, dan Operation Peace Spring, operasi anti-teror Turki di Suriah utara, pernyataan itu mengatakan Turki mengutamakan keamanan warga sipil sementara secara bersamaan memerangi kelompok-kelompok teror.

“Dengan menciptakan zona deeeskalasi di Idlib dengan Rusia, kami mencegah tragedi besar yang melibatkan 3 juta orang serta kami membatasi pergerakan kelompok teror,” kata pernyataan itu.

Pada 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona deeskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di AS, Fetullah Gulen, mengatur upaya kudeta yang digagalkan pada 15 Juli 2016, yang menyebabkan 251 orang menjadi martir dan hampir 2.200 terluka.

Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah

Ankara juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan pengadilan.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi. YPG/PYD adalah cabang Suriah dari PKK.

PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa. (T/R11/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan

Rekomendasi untuk Anda