Ankara, 4 Rajab 1436/23 April 2015 (MINA) – Turki telah memanggil pulang duta besarnya untuk Austria, satu jam setelah Parlemen Austria menggambarkan peristiwa 1915 sebagai “genosida”.
Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan Rabu (22/4) mengatakan, deklarasi Parlemen Austria telah menciptakan kemarahan besar di pihak kami.
“(Ini) jelas akan meninggalkan tanda negatif yang abadi terkait persahabatan dan hubungan Turki-Austria,” tambahnya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Kementerian itu juga mengatakan, pandangan Turki atas masalah ini telah disampaikan kepada Duta Besar Austria untuk Ankara. Duta Besar Turki untuk Wina Hasan Gogus dipanggil pulang ke Ankara untuk konsultasi.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Parlemen Austria bertentangan dengan hukum dan fakta sejarah, tidak memiliki kewenangan untuk mencap pelanggaran kepada bangsa Turki,” kata pernyataan itu. “Harus diketahui bahwa fitnah ini dilemparkan kepada Turki dan sejarah bangsa Turki tidak akan melupakannya.”
Sebelumnya pada hari Rabu, Ketua Parlemen Austria Doris Bures mengatakan dalam sebuah pidatonya, peristiwa 1915 dimulai dengan “penangkapan orang Armenia” dilanjutkan dengan “deportasi” dan diakhiri dengan “genosida”.
Bures mengatakan, enam partai politik Austria telah sepakat atas masalah ini dan juga menyiapkan deklarasi bersama.
Turki telah menyerukan pembentukan komisi bersama sejarawan dan pembukaan arsip untuk mempelajari dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi antara Kekaisaran Ottoman dan warga Armenia-nya.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Peristiwa 1915 terjadi selama Perang Dunia I, ketika sebagian penduduk Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman berkhianat dan berpihak kepada Rusia menyerang dan memberontak.
Relokasi oleh pemerintah Ottoman terhadap etnis Armenia di Anatolia Timur terjadi menyusul pemberontakan yang mengakibatkan banyak korban. Turki tidak membantah ada korban di kedua belah pihak, namun menolak definisi “genosida”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu