Turki Tetap Terima Pengungsi Meski Sudah Capai Kapasitas

Ribuan pengungsi Suriah menunggu di perbatasan dengan Turki. (Foto: dok. National Geographic)
Ribuan menunggu di dengan . (Foto: dok. National Geographic)

Kilis, 29 Rabi’ul Akhir 1437/8 February 2016 (MINA) – Pemerintah Turki mengatakan pada Ahad (7/2), negara itu telah mencapai batas akhir kapasitas untuk menampung pengungsi, tetapi tetap akan terus menerima mereka.

Kebijakan itu diambil karena adanya tekanan terhadap Pemerintah Ankara untuk membuka perbatasan bagi puluhan ribu warga Suriah yang melarikan diri dari serangan pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Pemerintah Turki mengatakan sampai 35.000 warga Suriah telah berkumpul di sepanjang perbatasan yang tetap tertutup hingga hari ketiga.

Gubernur Provinsi Kilis yang wilayahnya di perbatasan mengatakan pada Sabtu, Pemerintah Turki akan memberikan bantuan kepada pengungsi di sisi wilayah Suriah, tetapi hanya akan membuka gerbang jika situasi berubah menjadi “krisis yang luar biasa”. Demikian The National memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, Pemerintah Turki sekarang menjadi tuan rumah bagi 3 juta pengungsi, termasuk 2,5 juta warga Suriah.

“Turki telah mencapai akhir dari kapasitasnya untuk menerima (pengungsi),” kata Kurtulmus.

“Tapi pada akhirnya, orang-orang ini tidak punya tempat lain untuk pergi. Entah mereka akan mati di bawah pengeboman dan Turki akan menonton pembantaian, atau kita akan membuka perbatasan kita,” katanya.

Di Suriah, pasukan pro-pemerintah menekan maju dengan ofensif di provinsi utara Aleppo, menyebabkan pengungsian besar-besaran warga sipil menuju perbatasan Turki.

Aktivis oposisi mengatakan, pasukan darat Suriah yang didukung serangan udara Rusia terlibat pertempuran sengit melawan gerilyawan di sekitar desa Ratyan dan sekitarnya di utara Aleppo.

Tentara pemerintah hampir sepenuhnya mengepung Aleppo, kota terbesar Suriah.

Jalur suplai utama ke perbatasan Turki telah dipotong dan banyak penduduk kota itu ingin meninggalkan Aleppo, untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan parah dalam beberapa hari mendatang. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.