Brussel, 10 Jumadil Akhir 1437/19 Maret 2016 (MINA) – Turki dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan, para pemimpin Eropa berharap akan menghentikan aliran pengungsi ke benua mereka.
Pada konferensi pers di Brussels setelah tiga putaran pembicaraan, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dan Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengkonfirmasi perjanjian itu yang akan mulai berlaku pada Ahad (20/3).
“Pengungsi, migran, pencari suaka yang tiba di Yunani, di pulau-pulau atau daratan, akan tunduk dalam pengelolaan dan kemudian pada waktunya, mereka akan dikirim kembali ke Turki,” lapor wartawan Al Jazeera Neave Barker di ibukota Belgia yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kesepakatan ini bertujuan untuk menutup rute utama di Laut Aegean yang telah dilalui lebih satu juta orang masuk ke Yunani pada tahun lalu, sebelum mereka berkonvoi secara massal menuju Jerman dan Swedia.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Para Pemimpin Eropa telah sepakat pada Kamis pada rencana umum di mana Turki akan diberikan bantuan keuangan dan politik dengan imbalan Turki mengambil kembali semua pengungsi yang mencapai pulau-pulau Yunani.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Pemerintah Ankara akan mengambil kembali semua pengungsi yang menyeberang ke Yunani secara ilegal melalui Laut Aegean.
Sebagai imbalannya, negara-negara Uni Eropa akan mengambil ribuan pengungsi Suriah langsung dari Turki.
Di luar perundingan Brussel, kelompok hak asasi Amnesty International memasang layar lebar bertuliskan “Jangan perdagangkan pengungsi! Hentikan kesepakatan!” (T/P001/P4)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)