Dubai, MINA – Uni Emirat Arab (UEA) membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus, Suriah, pada Kamis (27/12) untuk menormalisasi hubungan dan mencegah bahaya “campur tangan regional”.
Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengatakan upaya memulai komunikasi dengan Damaskus akan mencegah kawasan masuk dalam campur tangan Iran.
Dia mengatakan kepada Al-Arabiya bahwa setiap keputusan untuk mengembalikan Suriah ke Liga Arab membutuhkan konsensus Arab, dan setiap orang yakin bahwa jalan politik diperlukan untuk menyelesaikan krisis Suriah.
Emirate menutup kedutaan pada tahap awal konflik Suriah, yang dimulai pada 2011, dan mendukung kelompok pemberontak melawan pasukan Presiden Bashar Al-Assad.
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
Tetapi menguatnya posisi Assad dalam beberapa tahun terakhir dan pertanda kehadiran pasukan Iran dan milisi proksi mereka tampaknya telah menyebabkan Abu Dhabi berusaha meningkatkan hubungan dengan Damaskus.
Kementerian luar negeri mengatakan UEA ingin meningkatkan “peran Arab dalam mendukung kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Republik Arab Suriah.”
Anwar Gargash, Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA, mengatakan, “Keputusan UEA … muncul setelah keyakinan bahwa tahap selanjutnya membutuhkan kehadiran Arab dan komunikasi dalam arsip Suriah.”
Awal bulan ini, Presiden Sudan Omar al-Bashir menjadi kepala negara Arab pertama yang mengunjungi Damaskus sejak awal konflik Suriah.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Perbatasan antara Suriah dan Yordania, negara Arab lain yang mendukung pemberontak, dibuka kembali pada Oktober. Sebuah penerbangan penumpang Suriah terbang ke Tunisia pada Kamis untuk pertama kalinya dalam hampir delapan tahun.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat