Narathiwat, 6 Rabiul Akhir 1436/27 Januari 2015 (MINA) – Dua ulama Indonesia dari Pondok Pesantren Al Fatah, Bogor, Abul Hidayat Saerodjie dan Ahmad Soleh memenuhi undangan Majelis Ugama Islam di provinsi Narathiwat, Yala dan Pathani, Thailand, menyerukan pentingnya persatuan umat.
Dalam Acara peringatan “Kelahiran dan Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW” di Pathani, Abul Hidayat memaparkan pentingnya umat Islam memperkokoh akidah dan persatuan umat guna menghadapi konspirasi global yang dipinpin Israel dan sekutunya.
Sementara itu, Ahmad Soleh yang juga jadi pembicara dalam acara itu menjelaskan, generasi yang tangguh dihasilkan dari lingkungan dan nasab yang baik. Sebagai contoh, Muhammad SAW menjadi rasul dan bergelar Al Amiin berasal dari keturunan orang-orang sholeh dan dididik di lingkungan yang kondusif.
Sekitar 700 orang yang terdiri dari para imaam, khatib dan muadzin sewilayah Narathiwat hadir dalam acara itu. Sementara acara tabligh akbar di provinsi Pathoni, Thailand selatan dihadiri 600 Imaam dan Khatib se-provinsi itu.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Turut hadir sebagai pembicara di Narathiwat, para ulama dari Malaysia, Ust. Muhammad Khairul Ikhwan, Ust. Mahfuzh Muhammad Abu ‘Utsman dan Ust. Nor Azariza bin Mohd. Alawi di Pathani.
Acara peringatan milad Nabi Muhammad SAW di provinsi Yala itu berlangsung sejak 24 Januari dan rencananya akan ditutup 2 Februari mendatang. Untuk memeriahkan acara itu, diadakan pula perlombaan baca puisi Melayu, baca kitab Al-Barjanji, nasyid serta ceramah agama selama sepuluh hari berturut turut.
Ceramah agama diperuntukkan pada seluruh lapisan masyarakat dari yang awam hingga ulama. Para penceramah terdiri dari mubaligh Indonesia, Malaysia dan Thailand sendiri.
Pondok Pesantren Al Fatah yang bermarkas di Cileungsi, Bogor merupakan salah satu pesantren yang konsisten menyerukan persatuan umat dan pembebasan masjid Al Aqsha dengan mengirimkan para da’inya ke beberapa negara seperti Yaman, Malaysia, Turki dan Palestina termasuk Thailand dalam rangka menyerukan persatuan dan kesatuan untuk pembebasan Al-Aqsha.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Pesantren itu, sejak 2011 lalu telah mengirimkan para relawannya membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Comettee (MER-C) dan Yayasan Silaturahim. (L/R03/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama