Kuala Lumpur, 6 Rabi’ul Awwal 1435/8 Januari 2014 (MINA) – Ulama Malaysia yang tergabung dalam Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (SHURA) mendesak pemerintah India untuk segera bertindak menangani warga muslim India di Kamp Pengungsian Uttar Pradesh, negara bagian India Utara.
Ketua SHURA, Ustadz Dr. Abdul Ghani Samsuddin dalam siaran pers Rabu (8/1) yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengatakan, para pengungsi muslim sangat memerlukan bantuan, terutama menghadapi cuaca esktrem musim dingin.
“Tenaga medis dan obat-obatan sangat kurang, juga fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah setempat tidak layak untuk pengungsi,” ujar Samsuddin.
Ia juga menyesalkan lambannya tindakan pemerintah setempat menangani persoalan yang dihadapi pengungsi muslim tersebut
“Kami mendesak pemerintah India bertanggung jawab mengambil tindakan yang diperlukan dan segera menurunkan bantuan bagi para pengungsi serta k menghentikan aksi-aksi kekerasan yang terjadi di sana,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Dr. Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) dalam pernyataan bersama menyebutkan, sudah mulai jatuh korban, di antaranya seorang anak bernama Sasyat (13) yang meninggal akibat malaria. Dr. Akbar Khan, tim medis di pengungsian mengungkapkan begitu banyaknya pengungsi tanpa layanan medis.
Komunitas muslim berada di pengungsian pasca konflik dengan warga Hindu di Distrik Muzaffarnaga yang menyebabkan puluhan orang tewas dan 50.000 warga muslim mengungsi.
“Banyak warga muslim meninggalkan rumah mereka mencari perlindungan untuk menghindari aksi kekerasan, mengungsi ke kamp-kamp di daerah tersebut,” lapor Azmi.
Menurutnya, situasi tersebut sangat serius, mengingat 40 kamp sementara yang dihuni para pengungsi kondisinya sangat memprihatinkan.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Setelah mengalami aksi kekerasan, mereka terpaksa tinggal di kondisi kamp-kamp yang kondisinya sangat buruk,” imbuhnya.
Laporan media setempat menyebutkan, sebanyak 35 anak-anak berusia di bawah usia 15 tahun meninggal dalam kamp sejak 7 September tahun lalu, sementara akan India Today edisi Kamis (2/1) melaporkan, Rashida (3), anak balita meninggal di kamp Manna Maja, Kabupaten Shamli, karena kedinginan dan tidak ada layanan dokter untuknya.
“Tidak ada dokter maupun petugas medis, kami pun tidak dapat tidur malam hari karena tenda-tenda yang bocor. Kami juga kesulitan memasak makanan karena tempat perapian basah,” kata sang ayah. (T/R1/E02).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam