Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ULAMA: SERUKAN PEMBEBASAN AL-AQSHA DENGAN MULIAKAN QURAN

kurnia - Senin, 23 Juni 2014 - 21:22 WIB

Senin, 23 Juni 2014 - 21:22 WIB

726 Views ㅤ

Bogor, 25 Sya’ban 1435/23 Juni 2014 (MINA) – Dosen Ilmu Al-Quran Universitas Islam Gaza (UIG) Syaikh Dr. Mahmoud Anbar menyerukan pembebasan masjidil Aqsha dengan memuliakan Al-Quran.

“Saat ini umat muslimin jumlahnya banyak namun yang ikut berjuang dalam pembebasaan masjidil Al-Aqsha sedikit, jadi supaya Allah mengangkat derajat kita, kita harus memuliakan Al-Quran”, tegas Mahmoud Anbar, pada acara tabligh akbar 1435 bertema “Membangun Masyarakat Al Qur’an dan Sunnah Secara Berjamaah Sebagai Solusi Multi Krisis Peradaban dan Pembebasan Al Aqsha” di Masjid At Taqwa,  Cileungsi Bogor, Ahad (22/6)

Menurut dia, Kholifah Umar tidak pernah keluar dari madiah kecuali menerima penyerahan Baitul Maqdis

“Al-Quran adalah firman Allah tentang kebenaran bagi tuntunan kaum muslimin dalam memperjuangkan masjidil Al-Aqsha yang diduduki Israel”, ujarnya.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Orang yang akan memenangkan baitul maqdis hanya kaum muslimin yaitu hamba-hamba Allah yang memiliki sejumlah karakter seperti disampaikan Al-Quran, kata Mahmoud Anbar

Mahmoud Anbar menuturkan, saat perang terjadi antar kaum muslimin dan kaum Yahudi, “yahudi akan bersembunyi di balik pohon, dan pohon-pohon tersebut akan menyingkap wujud mereka dengan mengatakan, “Ada Yahudi sedang bersembunyi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! “Kecuali pohon Gharqad  ia tidak mau menunjukkan kalau ada Yahudi di balik mereka.

Umat islam sekarang ini masih terjajah Menurutnya, kunci kemenangan umat muslimin adalah dengan sholat berjam’ah untuk membebaskan masjidil Aqsha.

Kaum muslimin yang menyebabkan kehancuran masjidil Aqsha adalah mereka yang tidak mampu menegakkan sholat subuh berjama’ah dan tidak mendirikan shalat malam, tegas Mahmoud Anbar

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Sementara itu “Sesuai maknanya, ilmu adalah lawan dari kebodohan, dengan ilmu manusia mengetahui sesuatu sesuai dengan kenyataan. Maka dalam kehidupan harus disertai dengan ilmu Al-Quran,” ujarnya.

Menurutnya, pada masa sejarah terbaik umat Islam jaman Nabi, umat Islam sangat menghargai dan menguasai ilmu-ilmu Al-Quran.

Maka, bermuncullan para ahli ilmu Al-Quran yang menyebarkan Islam ke berbagai tempat, seperti Ubay bin Ka’ab di Madinah, Abdullah bin Abbas di Mekkah, Abdullah bin Mas’ud di Iraq, dan sebagainya.

Era berikutnya, muncul para ahli tafsir menggali ilmu-ilmu Al-Quran, seperti Ibnu Jarir, penulis tafsir pertama abad kedua Hijriyah, As-Suyuthi, Az-Zarkasyi, dan seterusnya.

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

“Awalnya memang belum secara khusus menjadi ilmu-ilmu Al-Quran, tafsir masih menyatu dalam bab hadits. Seiring perkembangan, maka menjadi kajian tersendiri, yakni Ulumul Quran,” ujarnya, yang diikuti secara online oleh para peserta dari Lampung, Bogor, Jakarta, Medan, Palestina, dan lainnya,

Sesuai maknanya, Al-Quran artinya mengumpulkan, yaitu karena di dalamnya adalah pengumpulan kitab-kitab terdahulu, terkumpul di dalam hati para penghafalnya, dan terkumpul kalimat-kalimat, ayat-ayat dan surat-surat.

Untuk itu, sebagai umat Islam wajib terus membaca Al-Quran sebagai ibadah dan mempelajari kandungannya sebagai pedoman hidup dari Allah untuk umat manusia. (L/P012/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

 

 

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Al-Aqsa, AWG Gelar Sosialisasi di PPTQ Khadijah Pesawaran Lampung

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia