Uni Eropa Serukan Penyelidikan Independen Terhadap Israel

Brussel, MINA – Federica Mogherini, Kepala Diplomatik menyerukan penyelidikan independen terhadap penggunaan amunisi mematikan yang dilakukan militer Israel terhadap para demonstran warga Palestina.

“Uni Eropa berduka atas hilangnya nyawa. Pikiran kami adalah dengan keluarga para korban,” kata Mogherini dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (31/3/2018).

“Penggunaan amunisi khususnya, menjadi bagian dari investigasi independen dan transparan,” tambahnya, seperti disebutkan Al-Jazeera.

Menurut Mogherini, yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri Italia, kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul adalah hak-hak fundamental yang harus dihormati.

Pada bagian lain, Mansour al-Otaibi, Duta Besar Kuwait untuk PBB, mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Dewan Keamanan karena gagal mengambil tindakan terhadap Israel.

“Orang-orang di Palestina yang diduduki kecewa karena Dewan Keamanan bertemu, tetapi tidak mengambil tindakan,” ujarnya.

Protes massal, yang disebut Great March of Return, diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil dan didukung oleh semua faksi politik Palestina untuk menyerukan hak pengembalian pengungsi.

Orang-orang Palestina berkumpul di lima lokasi berbeda di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, dengan posisi sekitar 700 meter dari pagar yang dijaga ketat pasuka Israel.

Israel menyerang demonstran dengan amunisi mematikan, peluru tajam, dan gas air mata ke kerumunan massa, menyebabkan 17 warga tewas dan 1.416 lainnya terluka. Termasuk lima anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Seperti diberitakan sebelumnya : http://www.mirajnews.com/2018/04/lima-anggota-al-qassam-tewas-ditembak-israel-pada-aksi-longmarch.html

Aksi berlangsung pada Jumat 30 Maret, menandai “Hari Tanah” tanggal 30 Maret 1976, saat enam warga Palestina tewas di wilayah pendudukan yang dirampas sejak 1948, dalam aksi protes terhadap penyitaan lahan luas oleh penjajah Israel. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)