Gaza, 16 Ramadhan 1436/3 Juli 2015 (MINA) – Badan Bantuan PBB dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terpaksa akan menutup 700 sekolah untuk pengungsi Palestina, karena lembaga PBB itu menghadapi krisis pendanaan.
Direktur UNRWA, Robert Tuner mengatakan, lembaga yang ia pimpin menghadapi kesulitan memberikan bantuan kepada para pengungsi Palestina yang wilayah tempat tinggalnya masih diblokade Israel.
“Situsi ini mengkhawatirkan dan dana UNRWA tidak mampu lagi untuk membiayai kebutuhan darurat kemanusiaan di sana,” katanya seperti yang disiarkan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Jumat.
Dia mengatakan, jika krisis ini tidak diselesaikan hingga tahun depan, UNRWA tidak bisa membuka 700 sekolah untuk 500.000 anak-anak di lima wilayah yang ditanganinya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dia mengatakan bahwa 248.000 dari 500.000 anak-anak yang akan mendapat efek dari penutupan ini adalah dari Jalur Gaza, di mana sebanyak 252 sekolah di Gaza akan tertutup.
“Situasi telah memburuk karena pengepungan Israel terus menerus dan penutupan perbatasan Rafah dengan Mesir. Situasi di Gaza terus memburuk setelah serangan musim panas lalu, sementara jumlah orang yang membutuhkan terus meningkat,” jelasnya.
Mengenai listrik dan air di Gaza, ia berkata: “Situasi menjadi sangat buruk setelah penghancuran pembangkit listrik Gaza oleh Israel dalam serangan musim panas lalu.”
Berbicara tentang orang-orang yang terlantar, yang telah tinggal di sekolah-sekolah UNRWA sejak penghancuran rumah mereka tahun lalu, ia berkata: “Mereka tidak bisa menjalani kehidupan yang layak atau mengambil bagian dalam kegiatan sosial di tempat tinggalnya.(T/P004/P2)
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)