Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhiri Perang di Ukraina, China: Hentikan Pengiriman Senjata, Adakan Pembicaraan

Rudi Hendrik - Sabtu, 3 Juni 2023 - 05:51 WIB

Sabtu, 3 Juni 2023 - 05:51 WIB

2 Views

Utusan China untuk urusan Eurasia Li Hui. (Foto: dok. Svidomi)

Beijing, MINA – Sekutu Ukraina harus berhenti mengirim senjata ke Kyiv dan bergerak menuju negosiasi untuk membawa perdamaian abadi, kata Utusan China untuk urusan Eurasia Li Hui.

Seruan Li Hui muncul ketika Washington dan banyak negara Eropa meningkatkan pasokan rudal, tank, dan senjata lainnya ke pasukan Ukraina yang mencoba merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.

“Jika kita benar-benar ingin menghentikan perang, menyelamatkan nyawa, dan mencapai perdamaian, kita harus berhenti mengirim senjata ke medan perang,” kata Li kepada wartawan di Beijing, Jumat (2/6), Al Jazeera melaporkan.

“Pelajaran menyakitkan tentang bagaimana krisis Ukraina berkembang menjadi keadaannya saat ini patut direnungkan secara mendalam oleh semua pihak,” katanya.

Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal

Li mengatakan, saat ini ada “banyak kesulitan” untuk duduk dan terlibat dalam pembicaraan guna mengakhiri perang. Dia menambahkan bahwa mereka yang berperang adalah “bukan tanpa poin konsensus”.

“Kedua belah pihak belum sepenuhnya menutup pintu pembicaraan damai,” desak Li.

Utusan China mengunjungi ibu kota Eropa bulan lalu untuk mempromosikan pembicaraan damai Ukraina.

Pada bulan Mei, Li menyelesaikan tur 12 hari ke Kyiv, Warsawa, Paris, Berlin, Brussel, dan Moskow dalam apa yang dikatakan China sebagai upaya untuk menemukan titik temu untuk penyelesaian politik pada akhirnya.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

“Risiko eskalasi perang Rusia-Ukraina masih tinggi,” kata Li. Dia menambahkan bahwa semua pihak harus mengambil langkah konkret untuk “mendinginkan situasi” dan memastikan keamanan fasilitas nuklir.

Pemimpin China Xi Jinping mengatakan netral dan ingin bertindak sebagai mediator. Namun, dia telah mendukung Moskow secara politik.

Pada bulan Februari, Beijing merilis rencana perdamaian yang diusulkan, tetapi sekutu Ukraina bersikeras bahwa Presiden Vladimir Putin harus terlebih dahulu menarik pasukan Rusia. (T/RI-1/RS2)

 

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda