Damaskus, 17 Safar 1435/20 Desember 2013 (MINA) – Uskup Agung Gereja Antiokhia dan Timur Tengah, Gregory III Laham mengungkapkan, krisis panjang Suriah telah menewaskan lebih dari seribu umat Kristen dan membuat lebih dari 450.000 lainnya harus mengungsi.
“Ada 120.000 warga Suriah tewas dalam krisis selama 3 tahun, termasuk orang Kristen Suriah. Orang-orang Kristen di antara jumlah yang tewas mencapai 1.000. Ada sembilan juta orang pengungsi di dalam dan di luar Suriah, 450.000 di antaranya adalah orang Kristen,” kata Gregory III Laham kepada Xinhua pada Kamis (19/12).
Penganut agama Kristen yang berjumlah sekitar 10 persen dari populasi warga Suriah, merasakan penderitaan akibat krisis yang berlarut-larut. Dilaporkan bahwa pejuang oposisi telah mengendalikan sepenuhnya kota Kristen Maaloula, utara ibukota Damaskus, lapor Philippines News Agency (PNA) yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Dalam wawancaranya, Laham mengatakan ada 85 gereja yang sudah hancur, dua uskup dan 12 biarawati diculik sejak delapan bulan yang lalu. Hingga sekarang tidak ada kabar tentang mereka atau tentang pembebasan mereka. Namun, dengan semua ketegangan yang terjadi, Laham mengatakan, “Tidak ada perang saudara di Suriah.”
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Pembicaraan tentang pertempuran antara rakyat Suriah tidak akurat. Ada pihak eksternal yang terlibat dalam konflik, pihak-pihak yang lebih kuat dari oposisi, sehingga masalah ini tidak murni (perang saudara) Suriah tetapi perang Suriah melawan pihak luar,” kata Laham.
Sementara itu, Uskup Agung meminta Eropa dan negara-negara Arab untuk menemukan solusi politik untuk krisis Suriah. “Jika konsensus Arab-Eropa bisa dicapai, itu akan menekan oposisi untuk bersatu dan pergi dengan pemerintah untuk konferensi perdamaian Jenewa II,” kata Laham.
Harapan Suriah kini bergantung pada Konferensi Jenewa II mendatang yang bertujuan untuk memulai proses politik dan memberikan kesempatan untuk memulihkan perekonomian yang tenggelam. Konferensi dijadwalkan pada 22 Januari 2014 yang akan melibatkan pihak yang bertikai di Suriah dan bernegosiasi mengakhiri krisis yang berkepanjangan. (T/P09/P01).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir