KELUARGA SITI ZAENAB DI BANGKALAN SAMBUT UTUSAN KEMENLU DENGAN ISAK TANGIS

KEMLUJakarta, 27 Jumadil Akhir 2015/16 April 2015 (MINA)– Kementerian Luar Negeri mengirim utusan terdiri dari Diplomat Neni Kurniawati dan Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, serta Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid, untuk menemui keluarga mendiang Siti Zaenab di Kampung Mertajasah, Bangkalan, Madura, Rabu (15/4) pagi.

Keluarga Siti Zaenab yang dihukum mati sehari sebelumnya, menyambut utusan dengan isak tangis.

Utusan Kemenlu juga menyampaikan rasa duka cita dan titipan dari Menlu serta rencana Menlu untuk memfasilitasi keluarga berziarah ke makam Siti Zaenab di .

“Kami turun dari kendaraan sekitar pukul 10.00 (15/4) di depan rumah Siti Zaenab, WNI yang sehari sebelumnya (14/4) dihukum mati di , di Kampung Mertajasah, Bangkalan,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (15/4) malam.

Iqbal mengatakan, pihaknya bersama Neni Kurniawati selama tiga tahun terakhir ini  menangani langsung kasus Siti Zaenab bersama putera Siti Zaenab Mohamad Syarifudin -biasa dipanggil Ipul-, dan kakak kandungnya, Halimah.

Iqbal juga mengatakan, pihaknya terus berikhtiar mencari terobosan-terobosan hukum maupun non hukum untuk membebaskan Siti Zaenab, mendampingi, berkunjung ke penjara Madinah, meneruskan pesan Siti Zaenab kepada keluarganya di Bangkalan atau sebaliknya.

“Juga mendampingi dalam melakukan pendekatan kepada para ulama dan Ketua Lembaga Pemaafan di Madinah, menyiapkan surat dari keluarga Siti Zaenab kepada ahli waris korban, mendiskusikan langkah-langkah pembelaan dengan Tim KJRI Jeddah dan Tim pengacara,” kata Iqbal.

Ia menambahkan, kedatangan ke keluarga Siti Zaenab pada (15/4) sesudah mendiang menjalani hukuman mati, tentu berbeda nuansanya dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya. “Beban emosional yang harus dipanggul begitu berat. Berita yang dibawa adalah berita yang paling tidak diharapkan dalam tiga tahun terakhir menangani kasus ini,” tuturnya.

“Segera setelah tiba di pintu rumah, Neni langsung menggandeng Halimah ke kamar tertutup. Tidak sampai satu menit dari kamar terdengar tangis histeris. Mereka yang ada di rumah itu tercekam membayangkan gejolak emosional yang sedang berlangsung di dalam ruangan,” ujar Iqbal.

Sementara Iqbal langsung menggandeng Ipul ke kamar tertutup lainnya. Dalam waktu singkat suara isak tangis Ipul tidak terbendung lagi. Kehilangan seorang Ibu yang meninggalkannya sejak usia empat tahun demi mencari kehidupan yang lebih baik di negeri Arab pastilah bukan hal mudah.

Jaket warna hitam pemberian ibunya saat kunjungannya ke penjara Madinah dua minggu sebelumnya tergantung di ruangan. Masih terang benderang ingatan Ipul tentang wajah ibunya yang selalu ceria menyambut kunjungannya ke Madinah, ingatan tentang canda tawa ibunya dalam tiga kali pertemuan singkat di penjara Madinah dan ingatan tentang keikhlasan ibunya menghadapi hukuman yang diterimanya. Di kedua ruangan suasana berlangsung emosional. Keluarga melepas emosi.

“Kami menyampaikan kepada keluarga titipan pribadi dari Menlu sebagai ungkapan turut berduka cita. Kami juga menyampaikan permintaan Menlu untuk memfasilitasi ziarah terakhir keluarga ke Madinah dalam waktu dekat”, ungkap Neni, diplomat berkerudung yang dalam waktu dekat segera akan menjalani tugas diplomatik barunya di KJRI Penang, Malaysia.

Setelah seluruh keluarga tenang, Ketua BNP2TKI, Nusron Wahid, yang juga adalah adik Gus Dur almarhum,  mengajak  yang hadir untuk shalat ghaib berjamaah dan mendoakan kebaikan bagi arwah almarhumah dan bagi keluarga yang ditinggalkan.

“Insya Allah keluarga sudah ikhlas dengan kepergian almarhumah Siti Zaenab, termasuk kemungkinan dimakamkan di Madinah. Keluarga juga menyadari bahwa semua upaya sudah dilakukan Pemerintah”, kata Iqbal.

Ia mengatakan, sebelum Siti Zaenab dihukum mati pada Selasa (14/4), 3 hari sebelumnya Siti Zaenab sempat menelepon kakaknya Halimah dan anaknya Ipul. Dalam pembicaraan pertelepon tersebut Siti Zaenab hanya meminta agar didoakan tanpa sama sekali menyinggung kemungkinan akan dilakukannya eksekusi.

baru saja mengirimkan salah satu stafnya untuk membantu Ipul menyiapkan surat pribadi dengan tulisan tangan untuk dikirimkan kepada sejumlah dermawan Arab Saudi guna meminta bantuan dana diyat,” ujar Iqbal.

Siti Zaenam dijatuhi hukuman mati karena pembunuhan majikannya dan anaknya tak mau memberikan maaf. Lamanya Zaenab dalam tahanan menunggu eksekusi adalah karena menunggu anak itu mencapai akil balig untuk dapat membuat pernyataan memberi maaf atau tidak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Arab Saudi.(L/P010/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0