Riyad mengatakan, Palestina belum menetapkan sikap resmi untuk memulai perundingan damai dengan Israel, tetapi setiap pembicaraan akan didasarkan pada pengakuan 1967 terkait kedua perbatasan dan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Palestina, juga solusi situasi pengungsi Palestina, lapor IMEMC yang dipantau Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Mansour menyatakan, pemukiman ilegal Yahudi adalah kendala utama bagi perundingan damai dan sabotase setiap usaha untuk mencapai solusi dua negara, lapor media Israel Ynet News.
Media tersebut juga melaporkan, Mansour menyambut keputusan Uni Eropa terbaru yang melarang anggotanya bekerja atau mendanai organisasi yang membangun pemukiman ilegal Yahudi di Golan.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Duta Besar Israel untuk PBB, Ron Prosor, mengutuk keputusan Uni Eropa itu dan juga menuduh PBB sebagai “sepihak” dalam laporan kemanusiaan bulanan tentang situasi Israel dan Palestina.
Laporan terbaru yang dirilis PBB mengungkapkan, selama paruh pertama tahun 2013 ada peningkatan jumlah warga Palestina terluka oleh pasukan penjajahan Israel, serta peningkatan jumlah warga Palestina yang harus keluar dari rumah mereka karena aksi penghancuran oleh Israel. (T/ P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza