Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

VATIKAN TIDAK BERNIAT CIPTAKAN POLEMIK PERISTIWA 1915

Rudi Hendrik - Kamis, 16 April 2015 - 12:52 WIB

Kamis, 16 April 2015 - 12:52 WIB

590 Views

Juru Bicara Vatikan Paus Federico Lombardi. (Foto: AA)
Juru Bicara Vatikan Paus Federico Lombardi. (Foto: AA)

Juru Bicara Vatikan Paus Federico Lombardi. (Foto: AA)

Vatican City, 27 Jumadil Akhir 1436/16 April 2015 (MINA) – Menyikapi reaksi Pemerintah Turki terkait pernyataan Paus Pope Francis pada Ahad lalu, Vatikan menyatakan Paus tidak berniat menciptakan polemik terkait peristiwa 1915 yang menimpa etnis Armenia, juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi mengatakan Rabu (15/4).

Paus Francis menyebut peristiwa 1915 menyebabkan Armenia menjadi bangsa pertama yang mengalami “genosida” pada abad ke-20, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Pernyataan itu menyebabkan Turki memanggil pulang duta besarnya di Vatikan untuk konsultasi dan juga memanggil utusan Vatikan di Ankara untuk minta penjelasan.

“Pidato Paus sangat jelas. Ia mengutip pernyataan yang ditandatangani oleh Paus Yohanes Paulus II dan Kerekin II (tahun 2001) yang menggunakan kata ‘genosida’ dalam konteks itu,” kata Lombardi dalam konferensi pers dan dia menambahkan untuk tidak perlu membuat pernyataan lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow

“Tapi, kami akan mencatat keberatan dari pihak Turki. Kami tidak pernah berusaha untuk membuat polemik,” katanya.

Dia juga mengatakan, seruan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk pembentukan Komisi Sejarah Bersama adalah tawaran yang menarik dan bermakna.

Peristiwa 1915 terjadi selama Perang Dunia I ketika sebagian penduduk Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman berpihak pada Rusia, menyerang dan memberontak terhadap Kekaisaran.

Kekaisaran Ottoman memindahkan warga Armenia di Anatolia timur menyusul terjadinya pemberontakan dan ada korban di pihak Armenia selama proses relokasi.

Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza

Etnis Armenia telah menuntut permintaan maaf dan kompensasi, sementara Turki secara resmi telah membantah tuduhan Armenia atas insiden itu, meskipun banyak etnis Armenia tewas.

Namun, banyak orang Turki yang juga tewas dalam serangan kelompok-kelompok Armenia di Anatolia.

Pemerintah Turki telah berulang kali meminta sejarawan untuk mempelajari arsip Ottoman yang berkaitan dengan era itu untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi antara pemerintah Ottoman dan warga Armenia. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Internasional
Palestina
Dunia Islam