Vietnam Didorong Ekspor Pertanian dan Pangan Halal ke Malaysia

Ho Chi Minh City, MINA – didorong fokus untuk ekspor, terutama makanan dan minuman, ke , selama pemulihan ekonomi pascapandemi.

Deputi Direktur Pusat Promosi Investasi dan Perdagangan Ho Chi Minh City, Tran Phu Lu, dalam lokakarya yang digelar belum lama ini di ibukota Vietnam sebagaimana dilaporkan Focus, Ahad (5/6), mengatakan, Vietnam dan Malaysia memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Pada 2021, Vietnam menempati peringkat ke-11 di antara mitra dagang dan ke-7 di antara pasar ekspor Malaysia, dengan perdagangan bilateral mencapai 11,8 miliar USD.

“Kedua pihak berjuang untuk meraih 25 miliar USD dalam pendapatan perdagangan pada 2030. Namun, angka-angka ini tetap sederhana dibandingkan dengan potensi kerja sama kedua negara,” kata Phu Lu.

Khususnya pada industri Halal, yang menyediakan produk dan layanan bagi umat Islam, di Malaysia senilai 3,1 miliar USD tahun lalu dan diperkirakan mencapai 5 miliar USD pada 2030, menawarkan pasar ekspor yang menjanjikan bagi perusahaan Vietnam untuk dikapitalisasi.

Duta Besar Vietnam untuk Malaysia, Tran Viet Thai, mengatakan negara itu telah mengendalikan COVID-19 dan membuka kembali jalur perdagangan dan investasi, tetapi juga menghadapi rantai pasokan yang terganggu karena dampak pandemi dan konflik Rusia-Ukraina.

Pada Maret tahun ini, Pemerintah Malaysia meningkatkan kuota impor beras giling dari Vietnam menjadi 700.000 ton per tahun dari 520.000 ton. Dari pengekspor ayam ke banyak negara tetangga, Malaysia harus menghentikan ekspor dan mencari sumber pasokan lain.

“Gangguan pada rantai pasokan lama juga menyebabkan permintaan yang baru, yang merupakan peluang bagi negara-negara manufaktur dan pengekspor seperti Vietnam untuk mempromosikan ekspor,” ujar Thai.

Malaysia memiliki permintaan yang besar untuk beras, ayam dan banyak produk pertanian dan makanan halal lainnya. Thai merekomendasikan untuk mengakses pasar ini, eksportir harus memenuhi kriteria kualitas dan keamanan pangan, terutama standar Halal.

Senada dengan pandangan tersebut, Halim Bin Husin, Kepala Federasi Kamar Dagang Malaysia, mencatat bahwa negara tersebut memiliki permintaan yang cukup besar untuk makanan, minuman, dan produk halal impor, sementara Vietnam memiliki banyak keuntungan untuk mengekspor produk ini.

“Selain itu, produk halal dikonsumsi tidak hanya di Malaysia tetapi juga di banyak negara Islam lainnya. Ada sekitar 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia, dan permintaan produk halal meningkat 8 – 9 persen setiap tahun,” pungkasnya.(T/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.