Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wabah Demam Berdarah Tewaskan 225 Orang di Sri Lanka

Syauqi S - Rabu, 5 Juli 2017 - 13:34 WIB

Rabu, 5 Juli 2017 - 13:34 WIB

227 Views ㅤ

Foto: Centres for Disease Control

Foto: Centres for Disease Control

Kolombo, 11 Syawal 1438/5 Juli 2017 (MINA) – Sri Lanka dilanda wabah demam berdarah terburuk. Tercatat 225 orang meninggal dan lebih dari 76.000 lainnya terinfeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk tersebut pada tahun ini.

Karena khawatir dengan besarnya krisis, pemerintah mengerahkan 400 tentara dan petugas polisi pada Selasa (4/7) untuk membersihkan sampah yang membusuk, kolam air yang tergenang, dan tempat berkembang biaknya nyamuk potensial lainnya.

Dr Ruwan Wijayamuni, kepala petugas medis Kolombo mengatakan, sikap warga yang mengabaikan untuk membersihkan genangan air dan tumpukan sampah setelah musim hujan yang padat bulan lalu telah menambah masalah.

“Sangat menyedihkan bahwa mereka tidak menjaga kebersihan lingkungan mereka,” kata Wijayamuni seperti dilansir Saudi Gazette pada Selasa (4/7).

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

“Beberapa warga tidak mengizinkan petugas memeriksa rumah dan membersihkannya. Ini benar-benar tidak bisa diterima,” ujarnya.

Jumlah infeksi di seluruh negeri sudah 38% lebih tinggi dari tahun lalu, ketika 55.150 orang didiagnosis menderita demam berdarah dan 97 meninggal, menurut Kementerian Kesehatan.

Jumlah kasus terbanyak terjadi di wilayah sekitar kota utama Kolombo, meskipun kasus dilaporkan terjadi di penjuru negara kepulauan tropis itu.

“Ini sebagian besar merupakan penyakit perkotaan,” kata Dr Priscilla Samaraweera dari Unit Pemberantasan Demam Berdarah Nasional.

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Hujan lebat bulan lalu membuat kota-kota tergenang air, dengan genangan air dan sampah basah yang menyediakan tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.

Di Kolombo sendiri, 25 tim tentara, petugas polisi dan inspektur kesehatan masyarakat mengingatkan dengan cara mengetuk tiap pintu rumah warga, mengajak mereka untuk membersihkan saluran air yang tersumbat dan pot yang mungkin dipenuhi air hujan.

Petugas kesehatan juga melakukan pengasapan ruang publik. Ketegangan tahun ini sangat berbahaya, kata Samaraweera.

“Tidak ada obat untuk salah satu dari empat strain virus, yang menyebabkan demam tinggi, kelelahan selama sepekan dan dalam beberapa kasus terjadi ruam kulit yang ganas.

Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza

“Pasien yang paling berisiko meninggal adalah orang tua, anak-anak atau mereka yang memiliki komplikasi medis lainnya,” kata dia.

Rumah sakit dipenuhi oleh pasien demam berdarah, tentara pun membangun dua bangsal sementara di Rumah Sakit Negombo Base, sekitar 38 km sebelah utara Kolombo, juru bicara militer Brigadir Roshan Senevirathna mengatakan.

Presiden Maithripala Sirisena mendesak masyarakat agar bekerja sama dengan pejabat yang berusaha memberantas penyakit tersebut, sebab hal itu dapat memengaruhi “kehidupan semua warga negara.” (T/R11/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom