Wahana Edukasi Flora dan Fauna Hadir di Surabaya

(Foto: Humas Pemkot )

Surabaya, MINA – Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya berupaya mengembangkan wilayahnya dengan berbagai macam sarana pembelajaran. Salah satunya Mini yang memadukan konsep pendidikan, budi daya pertanian, peternakan, dan wisata.

Mini Agro dengan koleksi ini menjadi pilihan wahana edukasi yang dikunjungi oleh warga, dari dalam maupun luar kota bahkan tamu mancanegara, seperti Korea Selatan.

Lokasi Mini Agrowisata berada dalam satu komplek Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Kota Surabaya di Jl.Pagesangan II No.56 Surabaya.

Humas Mini Agrowisata, Eva Dwi Komala Sari, sebagaimana laporan InfoPublik, Selasa (20/3), mengatakan, wahana ini mayoritas pengunjungnya adalah pelajar dari TK sampai mahasiswa, dan masyarakat umum juga instansi pemerintah seperti dari Provinsi Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan, Kota Medan.

“Tamu yang berkunjung tentunya ingin mengetahui koleksi dan yang ada di Mini Agrowisata ini,” terang Eva.

Ia menjelaskan, berkunjung ke Mini Agrowisata ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan jadwal kunjungan, pada hari kerja khusus pelajar – mahasiswa dan instansi, sedang Sabtu-Ahad untuk umum, prosedurnya jika rombongan dengan pemberitahuan untuk mengatur waktu.

“Di sini tidak ada transaksi jual beli,” tegasnya.

Mini Agrowisata dengan luas area 6.000 meter persegi ini telah dirintis sejak tahun 2002, berawal dari tempat pembibitan tanaman dan terus berkembang ragam koleksi flora fauna yang ditanaman dan dipelihara.

Jenisnya meliputi, tanaman lindung, seperti sengon, mojo, flamboyan, meranti, asem dan pohon lainnya, dari tanaman produktif antara lain sawo, mangga, sirsat, naga, jenis tanaman hias juga ada seperti anggrek bulan, anggrek dendro, anggrek ini jadi hiasan di pohon penghijauan kota, dari tanaman sayur pun lengkap seperti cabai, okra, labu botol.

Jenis tanaman obat antara lain ada rosella, serai, stevia dan puluhan toga lainnya. Jenis hewan yang dipiara antara lain kambing etawa, domba ekor tebal, ayam hias dan petelor, bebek, menthok, kelinci dan burung antara kasuari dan lain-lain, serta dua kolam ikan untuk budi daya ikan lele dan nila.

“Kolam satunya lagi adalah kolam ikan nilam untuk terapi kesehatan sepanjang 15-an meter lebar 60 cm, ikan nilam biasanya menggigit kaki yang dimasukkan ke kolam, ramai masyarakat umum,” pungkasnya. (R/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.