Wahyudi KS Jelaskan Identitas Kehidupan Berjamaah

Amir Majelis Tarbiyah dan Tadrib Jamaah Muslimin (Hizbullah), Wahyudi KS (Foto: Zaenal/MINA)

Bogor, 24 Sya’ban 1438/21 Mei 2017 (MINA) – Amir Majelis Ta’lim dan Tadrib Pusat (Ketua Pendidikan dan Pengajaran) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Wahyudi KS menjelaskan tentang identitas kehidupan .

Menurutnya, sikap dan disiplin menjadi identitas kaum muslimin dalam mewujudkan kehidupan berjama’ah. Ia mengatakan, potret kehidupan yang diterapkan oleh Rasulullah dan shahabatnya adalah pola yang terbaik.

“Saat itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Imaamul Muslimin dan para sahabatnya sebagai makmum, dapat mengamalkan Islam secara Kaffah,” katanya di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Ahad (21/5).

Berbicara di hadapan ribuan peserta yang hadir pada Tablig Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) tersebut, Wahyudi mengungkapkan bahwa setelah meninggalnya Rasulullah, para sahabatnya langsung mencari pemimpin pengganti untuk memimpin umat Islam.

“Para sahabat tidak mau menjalani hidup tanpa dipimpin oleh seorang Imaam atau khalifah. Karena hidup tanpa Imaam, akan meninggalkan banyak syariat, di antaranya syariat taat, tertib dan disiplin. Sikap ini hanya bisa diwujudkan sepenuhnya jika hidup berjama’ah,” terangnya.

Sikap taat para sahabat, kata Wahyudi, terlihat ketika turunnya ayat pengharaman khamr atau arak. Secara bertahap, Allah menurunkan hukum khamr pada kaum muslimin pada saat itu.

“Demikianlah ketaatan para sahabat. Pun juga ketaan para sahabiyyah tentang menutup aurat bagi mereka,” katanya mengutip surat An-Nuur ayat 31.

Ia melanjutkan, selain sikap taat, para sahabat juga tertib dalam menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya dengan tahapan-tahapan yang proporsional.

“Sikap tertib adalah fitrah, dan merupakan tuntutan Allah dan Rasul-Nya. Allah pun menciptakan manusia dengan tertib,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Wahyudi, umat Islam juga diperintahkan untuk disiplin. Tidaklah seorang dikatakan disiplin jika tanpa taat dan tertib. Itulah identitas kehidupan berjama’ah.

Tablig Akbar Jamaah Muslimin (Hizbullah) 1438 H menghadirkan beberapa pembicara baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, dosen Universitas Islam Malaya (UIM) Dr. Abdul Malik, Ulama Pattani Thailand Abdullah Abubakar, Ulama Filipina Watteu Ibrahim, Narasumber Radio Silaturahim Ustadz Salman Al Farisy. (L/R06/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.