WARGA INDONESIA MULAI MENGGELIAT DENGAN INDUSTRI RUMAHAN

Peserta-Stand-Expo-Industri-Kreatif

Peserta-Stand-Expo-Industri-Kreatif

Peserta stand Expo industri kreatif dalam rangkaian acara Islamic Scientific Forum ke-7 di IPB, Bogor, Sabtu (27/9). (Foto: Rina/MINA)

Bogor, 3 Dzulhijjah 1435/27 September 2014 (MINA) – Warga Indonesia di berbagai daerah mulai mengembangkan usaha bisnis rumahan dengan segala macam cara unik  yang mereka lakukan pada produknya.

Salah satunya, hasil olahan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Cianjur Jawa Barat Muhamamad Ginanjar dan teman-temannya menampilkan produk lokal mereka dalam pameran Expo Seminar Enterpreneurship di Bogor pada Sabtu (27/9).

Ginanjar yang baru lulus dari IPB, mengawali bisnis olahan talasnya dari tahap yang paling dasar dengan membuat beberapa jenis sampel beraneka ragam rasa dan mulai dipasarkan ke sekitar kampusnya.

Bisnis kecil-kecilan itu terus diasah hingga dirinya mampu membeli lahan di Cianjur dan menekuni bisnis tersebut bersama adik-adiknya.

Kini, dia memperkerjakan ibu-ibu rumah tangga di lokasi dekat rumahnya untuk mengolah bahan-bahan talas hingga menjadi keripik dengan beraneka rasa unik, seperti rasa jeruk nipis, keju, dan balado.

Bisnis yang digelutinya sejak 2007 diberi nama Qtaro, dan juga menghadirkan aneka jenis olahan rumah keripik pisang dengan rasa yang mirip.

Acara pameran/Expo industri kreatif itu diselenggarakan sebagai rangkaian acara Islamic Scientific Forum ke-7 di IPB dan juga menghadirkan 18 produk lain yang merupakan hasil karya anak bangsa.

Di samping Ginanjar, salah satu dosen IPB juga mengolah bahan herbal seperti propolis, madu, zaitun untuk kemudian menjadi bahan dasar produk kosmetik dan olahan lainnya seperti kopi dan lain-lain.

“Kami sudah tersebar di berbagai rumah kecantikan dan obat-obatan di Bogor, dan ini dijamin herbal,” kata Rizky Herfani salah satu penjaga stand produk herbal Tekno itu.

Di samping itu, olahan makanan tanpa pengawet juga sudah menyebar di berbagai daerah Indonesia, melawan kekhawatiran warga akan merebaknya makanan dengan bahan pengawet berbahaya dan tidak halal.

Yadi Supriyadi asal Bekasi menghadirkan produk olahan makanan tanpa pengawet seperti tuna, sosis, nugget, dan lain sebagainya selama pameran berlangsung. Yadi mengharapkan Indonesia menjadi negara yang halal makanannya dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Sedangkan bervisi lebih global, pameran juga menghadirkan air minum kemasan yang bertujuan mensosialisasikan pembebasan Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds Palestina yang masih dijajah Otoritas Pendudukan Israel melalui produknya.

“Air minum kemasan AQSO2 bukan sekedar nama merek dan bukan sekedar jualan air, tetapi untuk sosialiasasi pembebabasan Masjid Al-Aqsha, sesuai namanya AQSO2,” Pemilik Air Kemasan AQSO2, Basuki Santoso.(L/R04/P005/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0