Warga Israel Bertanya-Tanya tentang Aneksasi Tepi Barat

Tel Aviv, MINA – Warga Israel bertanya-tanya mengenai rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencaplok bagian-bagian , sebuah langkah yang berisiko meningkatkan ketegangan tingkat regional.

Sebelumnya pemerintahan Netanyahu telah menetapkan 1 Juli sebagai tanggal dari mana ia akan memulai menerapkan proposal ‘Kesepakatan Abad Ini’ dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Proposal itu membuka jalan bagi wilayah Tepi Barat.

Tetapi beberapa jam sebelum tanggal dimulainya rencana itu, Netanyahu yang memberlakukan sendiri waktunya, tak ada tanda-tanda yang mengindikasikan tindakan dramatis, sebagaimana dikutip dari Times of Israel.

Di hari yang sama, Menlu Israel Gabi Ashkenazi mengatakan, keputusan tentang aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki tidak mungkin terjadi pada Rabu (1/7). Beberapa hari sebelumnya, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu berjanji akan mencaplok wilayah milik Palestina itu.

“Tidak ada perintah apapun. Sepertinya tidak mungkin bagi saya bahwa ini akan terjadi hari ini,” kata Gabi Ashkenazi kepada Radio Tentara Israel.

Detik-detik menjelang waktu yang ditetapkan Netanyahu, muncul ketidaksepahaman dalam koalisi pemerintah Israel mengenai waktu dari langkah aneksasi sepihak yang ditentang Palestina dan banyak negara di dunia itu.

Salah satunya dari Benny Gantz, mitra koalisi Netanyahu, pemimpin partai Biru & Putih, yang mendesak untuk menundanya hingga urusan terkait pandemi Covid-19 berakhir. Sementara Netanyahu sendiri tetap pada keputusan ingin mulai melakukannya pada 1 Juli.

Ashkenazi mengatakan, pertanyaan-pertanyaan lanjutan mengenai aneksasi sebaiknya ditanyakan langsung ke Netanyahu.

Setelah bertemu dengan utusan Amerika Serikat (AS) untuk membahas pencaplokan dalam kerangka rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Donald Trump pada Selasa (30/6), Netanyahu mengatakan perundingan mengenai masalah ini akan berlanjut selama beberapa hari mendatang. (T/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)