Kuala Lumpur, MINA – Dua pekan memasuki bulan suci Ramadhan, warga Malaysia mulai memadati bazar makanan tradisional, dengan tetap menjaga protokol pencegahan Covid-19.
Tidak seperti tahun lalu, ketika pemerintah melarang bazar pada hari-hari awal pandemi untuk membatasi penyebaran wabah, bazar sekarang diizinkan untuk beroperasi, asalkan pedagang dan pengunjung mematuhi prosedur operasi standar (SOP) yang ketat dan pemeriksaan. Arab News Melaporkan, Selasa (27/4).
Awal bulan ini, Dewan Kota Kuala Lumpur mengatakan, 65 bazar diizinkan beroperasi mulai pukul 3 sore sampai pukul 8 malam selama Ramadhan, dengan menegaskan kembali bahwa kepatuhan terhadap SOP adalah yang paling penting.
Dewan Keamanan Nasional mewajibkan pemakaian masker wajah, pemindaian suhu tubuh, dan check-in dengan aplikasi seluler khusus.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Bazar Ramadhan Malaysia sudah ada sejak 1980-an. Eddin Khoo, seorang aktivis budaya yang berfokus pada budaya Melayu mengatakan, konsep tersebut mendapatkan popularitas karena “budaya berbagi makanan”.
“Pada 1970-an, itu adalah industri rumahan berskala lebih kecil yang didasarkan pada gagasan makan bersama,” kata Khoo.
Dia menambahkan, nilai jual unik bazar ini adalah melayani baik Muslim dan non-Muslim di Malaysia.
Bazar biasanya dihadiri oleh ribuan orang, yang keluar untuk makan malam setelah berbuka puasa.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Pada Senin, Malaysia mencatat 395.718 kasus Covid-19 dan 1.449 kematian. Sementara 369.556 orang telah pulih dari penyakit tersebut sejak dimulainya pandemi tahun lalu.
Pihak berwenang di Malaysia terus menegakkan SOP dengan lebih ketat, di antaranya menutup satu bazar di negara bagian Selangor karena tidak mematuhi protokol kesehatan. (T/RS2//B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza